Investor Mulai Memburu Kembali SBN, Yield-nya Melandai

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 20:05 WIB
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (16/6/2022), di mana investor masih mengevaluasi kebijakan moneter terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS).

Mayoritas investor memburu SBN pada hari ini setelah beberapa hari mereka melepasnya, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield). Hanya SBN berjangka panjang yakni tenor 25 dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor ditandai dengan naiknya yield dan harganya yang melemah.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN tenor 25 tahun naik 3,4 basis poin (bp) ke 7,598%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun menguat 7,1 bp ke 7,352%.


Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara berbalik turun 2,4 bp ke 7,411% pada perdagangan hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Investor masih mengevaluasi kebijakan moneter terbaru dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Sebelumnya pada dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 bp menjadi 1,5% - 1,75%.

Padahal pada bulan lalu, ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan suku bunga akan dinaikkan 50 bp dan tidak mempertimbangkan kenaikan 75 bp.

Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar sejak tahun 1994, dan masih belum akan berakhir. Berdasarkan Fed Dot Plot yang dirilis setiap akhir kuartal, mayoritas anggota pembuat kebijakan moneter (The Fed) melihat suku bunga di akhir tahun berada di 3,4% atau di rentang 3,25% - 3,5%.

Tingkat suku bunga tersebut lebih tinggi 1,5% ketimbang Fed Dot Plot edisi Maret.

Inflasi yang terus menanjak menjadi penyebab The Fed lebih agresif menaikkan suku bunga, tetapi keputusan kali ini disambut baik oleh pelaku pasar. Sebab, The Fed menunjukkan niat yang kuat untuk menurunkan inflasi.

Hal ini terlihat dari cerahnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin dan cenderung dilanjutkan pada hari ini, di mana kontrak berjangka (futures) indeks bursa saham AS kembali menghijau.

Meski begitu, investor di AS cenderung melepas obligasi pemerintah (US Treasury) pada perdagangan pagi hari ini waktu AS.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury tenor 10 tahun cenderung menguat 4,2 bp ke 3,437% pada pukul 07:10 waktu AS atau pukul 18:10 WIB, dari sebelumnya pada penutupan Rabu kemarin di posisi 3,395%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas