Setelah Babak Belur, Bitcoin Cs Masih Menjanjikan?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 15:00 WIB
Foto: Dear Investor Ritel, Waspada Modus Penipuan Investasi Aset Kripto(CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapitalisasi pasar kripto yang terus turun menimbulkan banyak pertanyaan apakah pasar kripto tengah mengalami fase 'winter' atawa musim dingin?

CEO Indodax, Oscar Darmawan menilai anjloknya market cap aset kripto sebagai bagian dari kurva 4 tahunan sehingga cukup wajar, dimana kondisi ini akan segera berakhir seiring dengan kembalinya optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi. Selain itu, Oscar juga menilai kalau pemain aset kripto di Indonesia juga masih kecil.

"Kripto di Indonesia belum boom, saya rasa data yang menyebutkan ada 12 juta orang itu tumpah tindih, dari data kami trader kripto di Indonesia baru 5 hingga 7 juta dan di Indonesia dengan penduduk lebih dari 200 juta itu sangat sedikit," jelas Oscar kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/6/2022).


Menurutnya, ke depan, jumlah trader akan bertambah terus karena populasi Indonesia sangat besar apalagi 80% usia produktif.

"Saya percaya Indonesia negara yang baik untuk blockchain dan kripto," tegas Oscar.

Hal tersebut juga diamini oleh Ekonom INDEF, Nailul Huda, menurutnya kripto masih luas dan potensial. Apalagi kalau memang apa yang terjadis saat ini adalah siklus empat tahunan, maka investor jangka panjang menjadikan saat ini waktu yang tepat untuk membeli.

"Sebenarnya investor kripso sudah memiliki karakter, yakni mereka adalah investor muda seperti generasi Z dan milenial karena mereka suka mengambil risiko," ungkap Nailul.

Saat ini, dua generasi tersebut yang paling banyak mendominasi sebagai investor kripto walaupun awalnya coba-coba saat namun jumlahnya makin banyak dan masih akan terus bertambah.

Untuk diketahui, Harga kripto utama kembali bangkit dari zona koreksinya pada perdagangan Kamis (16/6/2022), meski bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikan suku bunga acuannya lebih tinggi dari yang diharapkan oleh pelaku pasar.


Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB hari ini, Bitcoin dan Ethereum merangkak naik. Bitcoin menguat 2,09% ke posisi harga US$ 22.428,32/koin atau setara dengan Rp 329.696.304/koin (asumsi kurs Rp 14.700/US$). Sedangkan Ethereum melaju 1,02% ke harga US$ 1.219,57/koin atau Rp 17.927.679/koin.

Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti Solana meroket 16,79% ke US$ 34,44/koin (Rp 506.268/koin), Cardano terbang 9,63% ke US$ 0,5254/koin (Rp 7.723/koin), dan Polkadot melejit 9,35% ke US$ 8,3/koin (Rp 122.010/koin).

Sedangkan kripto terbesar kedua yakni Ethereum pada hari ini diperdagangkan di kisaran US$ 1.200, setelah sempat terkoreksi ke kisaran US$ 1.100 bahkan sempat menyentuh kisaran US$ 1.000.

Dalam sepekan terakhir, keduanya ambruk cukup parah, bahkan lebih parah dari token altcoin lainnya, di mana Bitcoin ambruk hingga 25% lebih, sedangkan Ethereum anjlok hingga 31,9%.

Investor di pasar keuangan global cenderung optimis meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikan suku bunga acuannya lebih tinggi dari yang diharapkan oleh pelaku pasar.

Pada Rabu siang waktu AS atau dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed menaikan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 1,75%.


Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus yang memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 0,5%. Kenaikan suku bunga The Fed yang sebesar 75 bp dalam sekali rapat kali terakhir terjadi pada 1994.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik