The Fed Agresif Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi I Melesat 1,6%!

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 11:50 WIB
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (16/6/2022) merespon keputusan The Fed untuk agresif menaikkan suku bunga acuan demi meredam inflasi.

IHSG dibuka naik 0,8% di posisi 7.063,07 dan berakhir menguat 1,62% atau 113,61 poin ke 7.120,66 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun Rp 9,93 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah menguat, selang 5 menit perdagangan saja IHSG terpantau naik 1,2% ke 7.090,48 dan melanjutkan penguatan hingga penutupan sesi I siang ini. Level terendah berada di posisi 7.061,4 sesaat setelah perdagangan dibuka dan level tertinggi berada di 7.138,49 pada pukul 10:30 WIB.


Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 384 unit, sedangkan 148 unit lainnya menguat dan 140 sisanya stagnan. Sementara itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 97,43 miliar di pasar reguler.

Dua saham yang mereka buru hari ini yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 101,2 miliar dan Rp 81,1 miliar. BMRI tercatat naik 1,51% ke Rp 8.425/unit dan BBCA melesat 3,07% ke Rp 7.550/unit.

Sementara itu, saham yang paling banyak dilepas adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 69,6 miliar dan 40,2 miliar. BBNI tercatat naik 1,21% ke 8.375/unit sedangkan TLKM naik 0,49% ke Rp 4.080/unit.

Sentimen pasar hari ini dipacu oleh hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC). Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell dan kolega memutuskan menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75%.

The Fed yang menunjukkan niat yang kuat untuk menurunkan inflasi, membuat pasar gembira. Pada Mei 2022, inflasi Negeri Paman Sam mencapai 8,6% year-on-year (yoy), tertinggi sejak 1981.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Indonesia senilai US$ 2,9 miliar. Dengan begitu, neraca perdagangan RI telah berlangsung selama 25 bulan beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor