Wall Street Melesat di Pembukaan Jelang RIlis Fed Funds Rate

Market - Arif Gunawan, CNBC Indonesia
15 June 2022 21:14
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow) Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Rabu (15/6/2022), di mana investor masih menunggu aksi agresif bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk meredam inflasi.

Dow Jones lompat 380 poin (+1,26%) di pembukaan dan selang 30 menit kemudian menjadi 378,92 poin (+1,25%) ke 30.743,75. Sementara itu, S&P 500 tumbuh 56,31 poin (+1,51%) ke 3.791,79 dan Nasdaq melesat 200,82 poin (+1,85%) ke 11.029,17.

Indeks S&P 500 terkoreksi 5 hari beruntun, hingga terpelanting ke bear market (zona koreksi). Indeks acuan tersebut jatuh lebih dari 4% pekan ini dan berada 22% dari rekor tertingginya di Januari.

Semua sektor menghijau, dengan dipimpin sektor komunikasi dan konsumer masing-masing sebesar 2% sementara saham teknologi seperti Tesla, Amazon, Meta (induk usaha Facebook) and Alphabet (induk usaha Google) kompak naik.

Pasar mengantisipasi hasl rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) hari ini. Pasar bertaruh ada peluang lebih dari 95% bahwa suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) bakal naik 75 basis poin (bp) dan menjadi yang terbesar sejak 1994, jika mengacu pada FedWatch.

Meningkatnya prediksi pasar tersebut terjadi setelah munculnya berita bahwa pejabat utama The Fed sedang mempertimbangkan langkah agresifnya menyusul rilis inflasi yang panas serta memburuknya prospek ekonomi.

"Perubahan prediksi dari 50 basis poin menjadi 75 bp mencerminkan kenyataan yang nyata, tapi juga mencerminkan tekad The Fed untuk menggarisbawahi komitmennya atas mandat untuk menjaga stabilitas harga," tutur Kepala Perencana Ekuitas LPL Financial Quincy Krosby dikutip CNBC International.

Ketua The Fed Jerome Powell juga akan menggelar konferensi pers pukul 02:30 sore waktu setempat. Investor masih akan mengamati nadanya terhadap langkah The Fed selanjutnya terkait proyeksi inflasi, acuan suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS melonjak dramatis pekan ini. Yield obligasi tenor 2 tahun yang lebih sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter telah naik 40 bp pekan ini dan menyentuh level tertingginya sejak 2007.

Sementara itu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar naik lebih dari 30 bp ke 3,48% untuk pertama kalinya sejak April 2011.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Investor Pantau Perbatasan Ukraina, Wall Street Dibuka Merah


(ags/ags)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading