Sambut Rilis Inflasi Produsen AS, IHSG Sesi I Ditutup Ambles

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
Rabu, 15/06/2022 12:07 WIB
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir ambles 1,03% pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (15/6/2022) merespon sentimen negatif yang tengah menghantui pelaku pasar pasca rilis inflasi, sementara yield obligasi pemerintah AS naik ke level tertinggi dalam satu dekade.

IHSG dibuka anjlok dengan koreksi 0,27% di posisi 7.031,19 dan berakhir melemah 1,03% atau 72,91 poin ke 6.976,96 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik Rp 10,45 triliun dengan melibatkan lebih dari 21 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah terkoreksi. Namun selang 5 menit IHSG terpantau berhasil menghijau. Alih- alih bertahan di zona hijau sampai penutupan perdagangan, pukul 09:40 WIB IHSG terpantau telah berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan sesi I.


Level terendah berada di posisi 6.966,02 sesaat setelah perdagangan dibuka dan level tertinggi mencapai 7.000-an di 7.086,38 pada pukul 09:30 WIB. Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 398 unit, 131 lain menguat dan 141 sisanya stagnan. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) jumbo senilai Rp 419,21 miliar di pasar reguler.

Dua saham yang diburu yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 65,6 miliar dan Rp 36,5 miliar. BBRI tercatat naik 0,46% ke Rp 4380/unit dan PGAS turun 0,58% di Rp 1.720/unit.

Sementara itu, saham yang paling banyak dilepas adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 122,2 miliar dan 101 miliar. BBCA tercatat turun 1,35% di Rp 7.300/unit sedangkan TLKM turun 1,7% ke Rp 4.040/unit.

The Fed yang akan mengadakan rapat komite pengambil kebijakan FOMC pada 14-15 Juni 2022 juga menjadi sorotan Yieldobligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 3,48% dan mencapai rekor tertinggi selama 11 tahun, sedangkanyieldobligasi tenor 2 tahun menjadi 3,43%.

Kabar buruk seakan tiada habisnya. Biro Statistik AS Selasa kemarin melaporkan inflasi produsen (producer price index/PPI) Mei tumbuh 0,5% month-to-month (mtm), dan 10,8% year-on-year (yoy). PPI secara tahunan sudah turun dalam 2 bukan beruntun, tetapi masih dekat rekor tertinggi sepanjang masa 11,5% (yoy) yang tercatat pada Maret lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor