Inflasi AS Sentuh Level Tertinggi 41 Tahun, Dow Dibuka Merah
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ambrol pada pembukaan perdagangan Jumat (10/6/2022), setelah inflasi AS malam ini kembali melambung hingga menyentuh level tertinggi sejak 1981.
Dow Jones turun 96 poin (-0,3%) di pembukaan dan selang sejam kemudian menjadi 781,15 poin (-2,42%) ke 31.491,64. Sementara itu, S&P 500 melemah 109,2 poin (-2,72%) ke 3.908,62 dan Nasdaq ambruk 375,06 poin (-3,19%) ke 11.379,17.
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Mei dilaporkan melesat 8,6% secara tahunan dengan inflasi inti (mengecualikan komoditas dengan harga energi dan makanan) lompat 6%. Angka itu lebih tinggi dari poling analis Dow Jones yang memprediksi keduanya di 8,3% dan 5,9%.
"Ini mengonfirmasi beberapa ketakutan yang telah saya dengar dari investor pekan ini," tutur Lori Calvasina, Kepala Perencana Saham RBC Capital Markets dikutip CNBC International. Di sisi lain, indeks sentimen konsumen yang dirilis University of Michigan tercatat di bawah ekspektasi dan menyentuh rekor terendah yang baru.
Inflasi tinggi demikian memicu kecemasan bahwa resesi berpeluang menghantam setelah semula mereka menduga bahwa inflasi telah mencapai puncak sehingga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kemungkinan perlu menurunkan keagresifannya akhir tahun ini.
Aksi jual pun menimpa saham-saham teknologi, seperti Apple yang anjlok 2,9% sementara Microsoft dan Dow Inc. masing-masing terbanting hingga 3% lebih. Saham Netflix drop 5% sementara Nvidia ambrol 4%.
Saham perbankan juga tertekan, seperti Wells Fargo yang terpelanting hingga 4%. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 2 tahun yang paling sensitif dengan kenaikan suku bunga acuan, melompat 2,9% lebih.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)