Sebagian Shanghai Lockdown Lagi, Harga Minyak Mengkerut

Market - Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 June 2022 06:35
Seorang warga dites untuk penyakit virus corona (COVID-19) di balik penghalang area tertutup, setelah penguncian yang dilakukan untuk mengekang wabah COVID-19 dicabut di Shanghai, Cina, 8 Juni 2022. (REUTERS/ALY SONG) Foto: Seorang warga dites untuk penyakit virus corona (COVID-19) di balik penghalang area tertutup, setelah penguncian yang dilakukan untuk mengekang wabah COVID-19 dicabut di Shanghai, Cina, 8 Juni 2022. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesa - Harga minyak dunia turun pada perdagangan kemarin. Maklum, sebelumnya harga si minyak hitam sudah melambung tinggi.

Kemarin, harga minyak jenis brent ditutup di US$ 123,07/barel. Turun 0,41% dibandingkan hari sebelumnya.

Koreksi tersebut terjadi usai harga komoditas ini naik tajam. Dalam seminggu terakhir, harga brent masih membukukan kenaikan 4,32% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 21,18%.

Selain koreksi teknikal, perkembangan harga minyak juga dipengaruhi oleh penanganan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Per 1 Juni lalu, pemerintah China memang sudah membuka 'gembok' di sejumlah wilayah, karantina wilayah (lockdown) resmi dicabut.

Namun dalam hitungan hari, lockdown datang lagi. Distrik Minhang di Shanghai kembali 'dikunci' karena kenaikan kasus positif harian Covid-19. Warga Minhang diminta untuk #dirumahaja selama dua hari untuk mencegah risiko penularan.

Selama pemerintahan Presiden Xi Jinping masih terus menerapkan kebijakan tanpa ampun alias zero tolerance, maka penanganan pandemi masih akan menjadi risiko bagi perekonomian Negeri Tirai Bambu. Laju 'roda' ekonomi akan maju-mundur, dan rakyat tidak punya kesempatan untuk memperbaiki kesejahteraannya.

Dinamika pengendalian pandemi di China sangat mempengaruhi harga minyak. Pasalnya, China adalah negara konsumen minyak terbesar kedua di Bumi.

Jadi kalau ekonomi China masih belum bisa berlari dalam kecepatan penuh, maka permintaan energi juga pasti tetap rendah. Ini yang kemudian membebani laju harga minyak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Breaking News: Harga Minyak Anjlok ke Bawah US$ 100/Barel


(aji/aji)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading