Kamis Cerah, IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,82% Tembus 7.200

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
09 June 2022 11:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (9/6/2022). Volatilitas di pasar keuangan global masih menjadi penggerak pasar menyusul rilis inflasi dan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka melemah 0,14% di posisi 7.184,83 dan berakhir menguat 0,82% atau 58,68 poin ke 7.252 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik Rp 9,6 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membuka perdagangan di zona merah. Tak berapa lama, IHSG berbalik arah dan konsisten di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi pertama. Posisi tertinggi hariannya di 7.256,67 pada pukul 10:00 WIB dan terendah di 7.174,82 pada pembukaan perdagangan.

Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 260 unit, sedangkan 248 unit lainnya menguat dan 174 sisanya stagnan. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 177,21 miliar di pasar reguler pada perdagangan sesi I siang ini.

Dua saham big cap emiten perbankan menjadi saham yang mereka buru hari ini yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 199,9 miliar dan Rp 138,7 miliar. BMRI tercatat naik 0,89% ke Rp 8.475/unit dan BBRI naik 1,12% di Rp 4.520/unit.

Sementara itu, saham yang paling banyak dilepas adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 98,6 miliar dan 96,7 miliar. BBNI tercatat turun 2,22% ke Rp 8.800/unit sedangkan TLKM turun 0,98% ke Rp 4.060/unit.

Untuk perdagangan hari ini, volatilitas di pasar keuangan global terutama Wall Street masih menjadi sentimen penggerak pasar. Kekhawatiran investor masih seputar inflasi dan kenaikan suku bunga. Ada dua hal yang dinanti pelaku pasar, pertama data inflasi AS yang akan dirilis Jumat. Kedua, pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pekan depan.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Mei diperkirakan tumbuh 0,7% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), berdasarkan konsensus di Trading Economics. Kemudian CPI inti diramal tumbuh 0,5% (mtm) melambat dari sebelumnya 0,3% (mtm).

Kemudian secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi diperkirakan tumbuh 8,3% di Mei, sama dengan bulan sebelumnya. Sedangkan inflasi inti tumbuh 5,9% (yoy), melambat dari April sebesar 6,2%.

Rilis data inflasi tersebut akan mempengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini. Pekan depan, The Fed memang hampir pasti akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, begitu juga pada Juli nanti. Namun setelahnya, ada peluang kenaikan suku bunga akan dihentikan sementara, tentunya jika inflasi terus menunjukkan penurunan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular