Sempat Galau, IHSG Sesi I Berakhir Menguat 0,4%

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
08 June 2022 11:56
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (8/6/2022) mengekor bursa saham Amerika Serikat (AS) setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS kembali naik.

IHSG dibuka melemah 0,11% ke level 7.133,5 dan berakhir menguat 0,43% atau 30,84 poin ke 7.171,89 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 9,6 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah terkoreksi, selang tak berapa lama, melemahnya IHSG terpantau semakin dalam. Sempat menapaki zona hijau namun beberapa saat kemudian kembali ke zona merah.

Sekitar pukul 09:50 WIB IHSG mulai rebound dan konsisten berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I siang ini. Level tertinggi hariannya di 7.190,85 sekitar pukul 11:10 WIB dan level terendah berada di 7.102,86 sekitar pukul 09:30 WIB.

Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 289 unit, sedangkan 236 unit lainnya menguat dan 155 sisanya stagnan. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 106,45 miliar di pasar reguler pada perdagangan sesi I siang ini.

Dua saham big cap emiten perbankan menjadi saham yang mereka buru hari ini yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 97,6 miliar dan Rp 67,2 miliar. BBCA tercatat naik 2,03% ke Rp 7.525/unit dan BMRI flat di Rp 8.300/unit.

Sementara itu, saham yang paling banyak dilepas adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 130,2 miliar dan 71,9 miliar. TLKM tercatat turun 3,76% ke Rp 4.090/unit sedangkan BBRI naik 0,68% ke Rp 4.430/unit.

Sentimen eksternal masih berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG. Kekhawatiran investor masih seputar kenaikan suku bunga di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bp) bulan ini.

Sentimen negatif juga datang dari pasar obligasi. Imbal hasil (yield) US Treasury 10 tahun sebagai acuan pasar kembali naik ke atas level 3%, level tertinggi dalam sebulan terakhir. Sebelumnya kenaikan yield US Treasury memberikan pengaruh negatif pada harga saham dan aset-aset lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Focus: Risiko Inflasi RI Hingga THR dari Emiten

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular