
10 Saham Top Gainers & Losers, Dari YELO Hingga PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles lebih dari 1% pada perdagangan Senin (6/6/2022) kemarin. Penurunan ditengarai karena investor menilai bahwa IHSG sudah saatnya untuk rehat sejenak untuk merealisasikan keuntungannya.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambles 1,2% ke level 7.096,58. IHSG pun gagal melaju ke level psikologis 7.200 dan parahnya IHSG kembali ke bawah level psikologis di 7.100.
IHSG sempat ambles 1,63% di level 7.065,89. Namun, pelemahan IHSG berkurang dan ditutup terkoreksi 1,2% ke level 7.096,58.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 26 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 234 saham menguat, 301 saham melemah, dan 162 saham stagnan.
Investor asing kembali melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 396,39 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 220,29 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 176,1 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Di tengah amblesnya IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Di posisi pertama masih diduduki oleh saham emiten media digital yakni PT Arkadia Digital Media Tbk (DIGI) yang harga sahamnya meroket hingga 34,57% ke level harga Rp 109/saham.
Nilai transaksi saham DIGI pada Senin kemarin mencapai Rp 26,62 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 259,92 juta lembar saham. Investor asing melepas saham DIGI sebesar Rp 35,93 juta di pasar reguler.
Padahal dari kinerja keuangannya, DIGI masih membukukan rugi bersih pada kuartal I-2022. Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit pada kuartal I-2022, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 5,72 miliar pada kuartal I-2022, dari sebelumnya rugi bersih DIGI sebesar Rp 5,48 miliar di kuartal I-2021.
Meski rugi bersih perseroan mengalami peningkatan, tetapi pendapatan DIGI juga mengalami peningkatan, dari sebelumnya sebesar Rp 6,13 miliar pada kuartal I-2021 menjadi Rp 7,96 miliar di kuartal I-2022.
Beban pemasaran dan beban umum administrasi yang meningkat menjadi penyebab DIGI masih mengalami rugi bersih. Beban pemasaran DIGI pada kuartal I-2022 mencapai Rp 90.74 juta, naik dari sebelumnya sebesar Rp 64,11 juta di kuartal I-2021.
Sedangkan beban umum dan administrasi perseroan juga naik menjadi Rp 7,63 miliar di kuartal I-2022, dari sebelumnya sebesar Rp 6,71 miliar di kuartal I-2021.
Selain itu, terdapat pula saham emiten penyedia jasa penyewaan modem wifi yakni PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO), di mana harga sahamnya melambung hingga 27,78% ke posisi harga Rp 115/saham.
Nilai transaksi saham YELO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 55,27 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 525,34 juta lembar saham. Asing juga melepas saham YELO sebesar Rp 1,12 miliar di pasar reguler.
Kenaikan tersebut terjadi seiring perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 113,8 miliar pada kuartal I 2022. Emiten teknologi di bidang jasa penyedia alat teknologi komunikasi dan layanan konektivitas ini, berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih dan laba bersih di kuartal pertama tahun ini.
YELO mencatatkan kenaikan pendapatan bersih pada kuartal I-2022 sebesar Rp 113,8 miliar atau naik 57,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 72,2 miliar.
Pencapaian ini merupakan salah satu bukti komitmen YELO dalam mendorong percepatan transformasi bisnisnya terutama dalam layanan internet berbasis fiber optic yang cepat dan terjangkau.
Setelah pencapaian tersebut, diharapkan perseroan dapat terus mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya hingga akhir tahun.
Untuk mempertahankan kinerja positifnya, salah satu strategi YELO adalah terus menyediakan internet cepat dan terjangkau melalui layanannya Viberlink, yaitu layanan internet yang menggunakan 100% fiber optic dengan kecepatan koneksi mencapai 100 mbps ke wilayah pelosok desa di pulau Jawa.
Hal ini bertujuan meningkatkan pemberdayaan ekonomi digital terutama wilayah desa pelosok baik untuk kegiatan pendidikan, pertanian, maupun industri kreatif sehingga dapat berkembang pesat.
"YELO menargetkan pemasangan Viberlink hingga di 580 stasiun kereta api dengan harapan dapat mempercepat pemberdayaan ekonomi digital dengan fokus kami yang berada pada tingkat wilayah desa pelosok serta ikut mendorong pemulihan ekonomi nasional," ungkap Wewy Susanto, Direktur Utama YELO dalam keterangan resmi.
Oleh karenanya pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mendatang, YELO berencana akan melakukan rights issue dengan target mengumpulkan dana sebesar Rp 737 miliar.
Dengan dana tersebut, diharapkan YELO dapat segera melakukan pengembangan penjualan jaringan internet di sepanjang jalur rel kereta api di pulau Jawa khususnya untuk wilayah tier 2 dan tier 3, sepanjang 2.800 km yang meliputi sekitar 4.291 desa dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta dan ini merupakan pasar yang cukup prospektif bagi perseroan ke depannya.
Di saat IHSG ditutup ambles, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Saham emiten perikanan yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) yang sebelumnya bertengger di jajaran top gainers sepanjang pekan lalu, pada awal pekan ini mulai masuk ke jajaran top losers.
Saham ASHA ditutup ambles 6,84% ke level harga Rp 354/saham pada perdagangan kemarin. Dengan ini, maka saham ASHA langsung terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.
Nilai transaksi saham ASHA pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 116,95 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 278,76 juta lembar saham. Meski harganya ambles, tetapi investor asing mengoleksi saham ASHA sebesar Rp 1,44 miliar di pasar reguler.
Dalam sepekan terakhir, saham ASHA sudah melonjak hingga 162,22%, sehingga hal ini menjadi alasan bagi investor untuk merealisasikan keuntungannya di saham ASHA.
Dalam periode harian sepanjang pekan lalu, saham ASHA terus bertengger di posisi pertama top gainers harian dalam dua hari beruntun, yakni pada Senin dan Selasa. Namun pada perdagangan Kamis lalu, saham ASHA tergeser ke posisi 6. Sedangkan pada Jumat lalu, posisi ASHA di top gainers kembali naik ke posisi 2.
ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.
Selain saham ASHA, saham emiten jasa engineering dan konstruksi yakni PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) yang pada pekan lalu sempat bertengger di jajaran top gainers selama dua hari beruntun.
Saham PTDU ditutup ambrol 6,8% ke posisi harga Rp 137/saham dan menyentuh level ARB-nya kemarin. Nilai transaksi saham PTDU pada perdagangan kemarin mencapai Rp 15,83 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 110,95 juta lembar saham. Asing melepasnya sebesar Rp 47,71 juta di pasar reguler.
Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, PTDU masih mencatatkan rugi bersih. Tetapi, rugi bersih perseroan sudah mulai mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada kuartal I-2022 yang tidak diaudit, rugi bersih PTDU turun 41% menjadi Rp 4,31 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 7,3 miliar.
Penurunan rugi bersih perseroan ditopang oleh melonjaknya pendapatan usaha hingga sekitar 773% menjadi Rp 49,26 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 5,64 miliar pada kuartal I-2021.
Selain saham ASHA dan PTDU yang terpaksa masuk ke jajaran top losers pada awal pekan ini, beberapa saham big cap yang juga masuk ke jajaran top losers kemarin.
Adapun saham big cap tersebut yakni saham emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan saham emiten bank digital yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Saham PTBA ditutup anjlok 6,91% ke level Rp 4.310/saham dan menyentuh level ARB-nya kemarin. Nilai transaksi saham PTBA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 21,91 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 5,08 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham PTBA sebesar Rp 2,24 miliar di seluruh pasar.
Koreksinya saham PTBA terjadi saat periode pembagian dividen masih berlangsung dan saat harga batu bara dunia masih mengalami tren kenaikan.
Sebelumnya, PTBA akan membagikan dividen senilai Rp 7,91 triliun atau 100% dari laba bersih tahun 2021. Keputusan itu diambil karena arus PTBA masih cukup besar Rp 13 triliun tahun lalu. Kenaikan laba bersih juga tercatat lebih dari tiga kali.
Tahun lalu, PTBA membagikan dividen sebesar Rp 835 miliar atau 35% dari laba bersih tahun buku 2020. Saat itu laba bersih mencapai Rp 2,4 triliun.
Sedangkan untuk saham BBHI ditutup drop 6,82% ke level Rp 4.100/saham dan menyentuh level ARB-nya kemarin.
Nilai transaksi saham BBHI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 34,96 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 8,39 juta lembar saham. Asing melepasnya sebanyak Rp 1,2 miliar di pasar reguler.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah