Akhir Pekan Cerah, IHSG Sesi I Ditutup Menguat 0,88%
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (3/6/2022) mengekor bursa Amerika Serikat (AS) pasca rilis data tenaga kerja AS yang positif.
IHSG berakhir menguat 0,88% atau 62,77 poin ke 7.211,49 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 11,11 triliun dengan melibatkan lebih dari 20 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 932 juta kali.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG terpantau menguat dan konsisten di zona hijau hingga penutupan sesi pertama. Level teringgi hariannya di 7.225,85 sekitar pukul 10:00 WIB dan level terendah di 7.170,69 pada awal pembukaan perdagangan.
Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 288 unit, sedangkan 236 unit lainnya melemah dan 160 sisanya stagnan. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 109,54 miliar di pasar reguler pada perdagangan sesi I siang ini.
Dua saham big cap emiten perbankan dan kontraktor penambangan menjadi saham yang mereka buru hari ini yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 48,9 miliar dan Rp 37,7 miliar. BMRI tercatat naik 0,61% ke Rp 8.250/unit dan UNTR melesat 2,61% ke Rp 32.450/unit.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 29,6 miliar dan 21 miliar. INCO tercatat anjlok 29,6% ke Rp 7.700/unit sedangkan BBYB anjlok 6,16% ke Rp 1.295/unit.
Pergerakan IHSG siang ini mengekor bursa AS yang ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (2/6/2022) dan menghentikan koreksi selama 2 hari terakhir menyusul positifnya data tenaga kerja.
Data tenaga kerja AS menunjukkan kenaikan lapangan kerja baru dalam laju yang terlambat sejak era pandemi. Lapangan kerja di sektor swasta bertambah hanya 128.000 pada Mei, jika mengacu data ADP. Angka itu d bawah estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 299.000.
Dari dalam negeri sentimen datang dari data PMI manufaktur dan inflasi. PMI manufaktur Indonesia bulan Mei 2022 mencatatkan ekspansi di angka 50,8. Namun jika dibandingkan dengan bulan April 2022 di 51,9 maka PMI manufaktur Indonesia tercatat mengalami perlambatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan Mei naik 0,40% secaramonth on month(mom) dan 3,55%year on year(yoy) sejalan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)