Inflasi Eropa Melesat, Wall Street Dibuka Anjlok 400 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
31 May 2022 21:10
Emiten Wall Street. AP
Foto: Emiten Wall Street. AP

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan Selasa (31/5/2022), di mana upaya pemulihan dari penurunannya pada pekan lalu telah memudar.

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka turun 400 poin (-1,2%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 336,95 poin (-1,01%) ke 32.876,01. Nasdaq anjlok 119,91 poin (-0,99%) ke 12.011,22 sementara S&P 500 drop 41,1 poin (-0,99%) ke 4.117,14.

Setelah libur Senin, pasar saham pun mengarah pada koreksi bulan Mei. Dow Jones dan S&P 500 tercatat melemah nyaris 1% sepanjang bulan ini, sementara Nasdaq sudah anjlok lebih dari 2%. Saham Boeing anjlok 2% menjadi saham dengan kinerja terburuk di indeks S&P 500 di pembukaan. Sektor kesehatan menjadi yang terburuk di indeks S&P, dengan anjlok 1,8%.

Pergerakan tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi di AS dan di seluruh dunia dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Di Eropa, inflasi menyentuh rekor tertingginya selama 7 bulan beruntun dan melonjak di bulan Mei di 8,1%.

Sedangkan di AS, Personal Consumption Expenditure (PCE) inti, yang dijadikan referensi bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk mengukur inflasi, melonjak 4,9% di April ketimbang tahun lalu.

"Akan sulit untuk membalikkan api dan es. Inflasi yang lebih tinggi dan perlambatan pada pertumbuhan ekonomi menjadi fokus konsensus tapi tidak berarti sepenuhnya diabaikan," tutur Analis Ekuitas Morgan Stanley Mike Wilson seperti dikutip Reuters.

Kecemasan atas inflasi tinggi meningkat ketika harga minyak melesat setelah Uni Eropa setuju melarang mayoritas impor minyak Rusia. Kontrak harga minyak acuan jenis West Texas Intermediate (WTI) lompat 3,5% ke US$119/barel dan Brent melonjak 1,9% ke US$124/barel.

Di sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones melesat 6,2% dan menghentikan penurunannya selama delapan pekan beruntun. Sedangkan, indeks S&P 500 melonjak 6,5% dan Nasdaq lompat 6,8%, sehingga berakhir positif setelah tujuh pekan terkoreksi secara beruntun.

Namun, investor terus mempertimbangkan apakah pemantulan tersebut mengindikasikan sebagai titik terendah karena saham tetap jauh dari rekor tertingginya, di mana indeks Dow Jones berada 11% di bawah dari rekor tertingginya selama 52 pekan dan indeks S&P 500 berada di bawah rekor tertinggi yang masing-masing sebesar 14% dan 26%.

Investor masih menunggu musim rilis kinerja keuangan selama pekan ini yang akan dihiasi oleh HP, dan Victoria's Secret yang dijadwalkan akan merilis neraca keuangan hari ini setelah perdagangan ditutup.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Focus: Risiko Inflasi RI Hingga THR dari Emiten

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular