Parah! Polychem Merugi Hingga Rp 660 M di Kuartal I-2022

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 May 2022 16:40
Polychem Indonesia Beralih ke Listrik EBT PLN (Dok: PLN)
Foto: Polychem Indonesia Beralih ke Listrik EBT PLN (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja emiten petrokimia dan produsen poliester yakni PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) memburuk pada kuartal I-2022 dengan membukukan rugi bersih yang cukup besar. PadahalĀ pada kuartal I-2021 tercatat masih mencetak laba bersih.

Mengutip laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit pada kuartal I-2022, penjualan bersih ADMG turun 7,1% menjadi US$ 45,52 juta atau setara dengan Rp 659,99 miliar (asumsi kurs Rp 14.500/US$), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 49 juta atau sekitar Rp 710,43 miliar.

Beban pokok penjualan ADMG juga turun sebesar 4,25% menjadi US$ 45,88 juta (Rp 665,24 miliar), dari sebelumnya pada tiga bulan pertama di tahun 2021 sebesar US$ 47,92 juta (Rp 694,78 miliar).

Hal ini membuat perseroan mencatatkan rugi kotor sebesar US$ 361.673 atau setara dengan Rp 5,24 miliar, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 mencetak laba kotor sebesar US$ 1,08 juta (Rp 15,65 miliar).

Alhasil, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 5,22 juta atau sekitar Rp 75,62 miliar pada kuartal I-2022, dari sebelumnya pada kuartal I-2021, ADMG mencetak laba bersih sebesar US$ 894.010 atau sekitar Rp 12,96 miliar.

Perseroan yang mencetak rugi bersih pada kuartal I-2022 disebabkan karena naiknya beban umum dan administrasi, yakni naik 1,02% menjadi US$ 1,3 juta (Rp 18,86 miliar), dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar US$ 1,29 juta (Rp 18,67 miliar).

Selain karena kenaikan beban umum dan administrasi, perseroan juga mencatatkan kerugian lainnya dari kenaikan beban penyusutan, pendapatan sewa, dan lain-lainnya sebesar US$ 932.550 (Rp 13,52 miliar), dari sebelumnya sebesar US$ 322,726 (Rp 4,68 miliar) pada kuartal I-2021.

Sementara dari sisi neraca, total aset ADMG bertambah 0,61% menjadi US$ 205,02 juta atau setara dengan Rp 2,97 triliun di kuartal I-2022, dari sebelumnya sebesar US$ 203,79 juta atau sekitar Rp 2,95 triliun di kuartal I-2021.

Sedangkan liabilitas perseroan juga naik 19,9% menjadi US$ 38,8 juta atau Rp 562,56 miliar, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar US$ 32,26 juta atau sekitar Rp 469,19 miliar.

Sementara untuk ekuitas perseroan di tiga bulan pertama tahun 2022 turun 3,04% menjadi Rp 166,23 juta (Rp 2,41 triliun), dari sebelumnya pada periode Januari hingga Maret 2021 sebesar Rp 171,43 juta (Rp 2,48 triliun).


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular