Tak Seindah Akhir Pekan, IHSG Sesi I Berakhir Melemah 0,51%
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (30/5/2022). Pelaku pasar masih menimbang-nimbang prospek emiten di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.
IHSG dibuka menguat 0,37% di 7.052,17 dan berakhir terkoreksi 0,51% (-36,08 poin) ke 6.990,16 pada pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 9,09 triliun dengan melibatkan lebih dari 13 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 937 juta kali.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mengawali perdagangan pekan ini di zona hijau dan sempat tembus level 7.069,25. Namun penguatan IHSG terpangkas dan mulai berbalik arah pukul 09:10 WIB.
Sempat bergerak volatil, sekitar pukul 09:30 WIB, IHSG kembali konsisten berada di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama siang ini. Level tertinggi hariannya berada di 7.069,25 dan level terendah berada di 6.975,53 menjelang pukul 11:00 WIB.
Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 289 unit, sedangkan 224 unit lain melemah dan 181 sisanya stagnan. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 21 miliar di pasar reguler pada perdagangan sesi I siang ini.
Dua saham big cap emiten perbankan masih menjadi saham yang mereka buru yaitu PT PT Bank Centar Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 66,7 miliar dan Rp 61,2 miliar. BBCA tercatat turun 0,66% ke Rp 7.525/unit dan BMRI turun 0,31% ke Rp 8.075/unit.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 131,8 miliar dan Rp 53,6 miliar. BBRI tercatat anjlok 3,08% ke Rp 4.400/unit sedangkan ARTO stagnan di Rp 8.775/unit.
Pelaku pasar masih menimbang-nimbang prospek berbagai emiten di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Pasalnya, situasi global masih dicekam akibat perang Rusia-Ukraina yang masih terjadi hingga kini dan belum ada tanda-tanda akan damai.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)