Indeks Dolar AS 2 Pekan Terpuruk, Rupiah Minggu Ini Ngamuk?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 May 2022 07:45
Ilustrasi Rupiah dan Dollar di teller Bank Mandiri, Jakarta, Senin (07/5). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Rupiah melemah 0,32 % dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Harga jual dolar AS di  bank Mandiri Rp. 14.043. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah pada pekan lalu mampu mencatat penguatan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan tersebut berpeluang berlanjut lagi di minggu ini, sebab indeks dolar AS masih terus terpuruk.

Kemungkinan The Fed tidak akan terlalu agresif di tahun ini menjadi penyebabnya.

Dalam notula rapat kebijakan moneter The Fed yang dirilis pekan lalu terungkap terungkap para pejabat The Fed sepakat untuk menaikkan suku bunga 50 basis poin di bulan Juli dan Juli. Mereka melihat jika suku bunga segera dinaikkan, maka di sisa tahun ini The Fed akan berada di posisi yang bagus untuk menilai efek dari kenaikan suku bunga tersebut.

Artinya, ada peluang The Fed akan menunda kenaikan suku bunga untuk sementara setelah menaikkan 50 basis poin di bulan Juni dan Juli.

"Pasar mulai sedikit optimistis The Fed tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga, dan beberapa aksi jual yang melanda aset berisiko, khususnya saham, mungkin telah berakhir. Hal itu memicu sedikit reli aset berisiko yang berdampak buruk bagi dolar AS," kata Ed Moya, analis senior di Oanda, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (26/5/2022).

Pasca rilis notula tersebut, pasar kini melihat di akhir tahun suku bunga The Fed berada 2,5% - 2,75%. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitasnya sebesar 58,8%, padahal pada pekan lalu ekspektasi suku bunga di 2,75% - 3% menjadi yang tertinggi probabiitasnya.

idrFoto: CME Group
idr

Ahli strategi dari bank investasi JP Morgan juga melihat peluang The Fed tidak akan agresif, meski dikatakan bukan skenario yang utama.

"Itu bukan skenario dasar tim ekonomi kami, tetapi kami pikir ada peluang The Fed akan mengerek suku bunga hingga 1,75% - 2% yang merupakan kebijakan normal dan memberi peluang untuk menghentikan sementara kenaikan suku bunga dan menilai terlebih dahulu dampak kebijakannya terhadap pasar tenaga kerja dan inflasi," kata ahli strategi JP Morgan, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (26/5/2022).

Alhasil, indeks dolar AS yang sebelumnya berada di level terkuat dalam dua dekade terakhir berbalik merosot dalam dua pekan beruntun, nyaris sebesar 3%. Penurunan tersebut membuka peluang rupiah kembali melanjutkan penguatan.

Secara teknikal kinerja rupiah membaik setelah 19 Mei lalu menyentuh resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah berbalik menguat setelah sempat menguji resisten kuat tersebut, hingga sukses mencatat penguatan sebanyak 4 dalam 5 perdagangan terakhir.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Indikator stochastic yang berada di wilayah overbought tentunya membuka peluang penguatan rupiah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.550.US$. Rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.500/US$ hingga Rp 14.590/US$ jika mampu menembus konsisten level tersebut.

Di pekan ini, rupiah bahkan punya peluang menyentuh Rp 14.450/US$.

Senbaliknya resisten terdekat kini berada di kisaran Rp 14.620/US$. Jika dilewati, rupiah berisiko melemah ke dan menguji Rp 14.650/US$ hingga Rp 14.680/US$. Pelemahan lebih lanjut akan membawa rupiah menguji lagi Rp 14.700/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular