Dolar AS Ambruk Tak Berdaya, Rupiah Bisa Jadi Juara!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Sabtu, 28/05/2022 07:40 WIB
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menunjukan kedigdayaannya terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Jumat (27/5/2022), mata uang RI itu bahkan sukses mencatat hattrick alias penguatan 3 hari beruntun.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,27% di Rp 14.590/US$, setelahnya menguat hingga 0,55% ke Rp 14.550/US$.

Di penutupan perdagangan rupiah berada di Rp 14.575/US$, menguat 0,38%.


Indeks dolar AS pada perdagangan Kamis kembali turun 0,22%, dan pada Jumat sore turun lagi 0,21% ke 101,61. Sebelumnya bahkan sempat menyentuh 101,433 yang menjadi level terendah dalam satu bulan terakhir.

Dolar AS kini makin jauh dari level tertinggi dua dekade di 105 yang dicapai 13 Mei lalu.

Pelemahan Dolar AS ini terjadi pasca rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Dalam notula tersebut terungkap para pejabat The Fed sepakat untuk menaikkan suku bunga 50 basis poin di bulan Juli dan Juli.

Mereka melihat jika suku bunga segera dinaikkan, maka di sisa tahun ini The Fed akan berada di posisi yang bagus untuk menilai efek dari kenaikan suku bunga tersebut.

Pasar melihat masih adanya kemungkinan The Fed tidak akan sangat agresif dalam menaikkan suku bunganya.

"Pasar mulai sedikit optimistis The Fed tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga, dan beberapa aksi jual yang melanda aset berisiko, khususnya saham, mungkin telah berakhir. Hal itu memicu sedikit reli aset berisiko yang berdampak buruk bagi dolar AS," kata Ed Moya, analis senior di Oanda, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (26/5/2022).

Tak hanya itu, BI Selasa lalu mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG). Hasilnya sesuai ekspektasi, suku bunga acuan masih belum diutak-atik.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," sebut Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers secara virtual.

Dengan demikian, BI 7 Day Reverse Repo Rate tidak pernah berubah selama 15 bulan. Suku bunga acuan 3,5% adalah yang terendah sepanjang sejarah Indonesia.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Belum Menguat Seperti Mata Uang Lain, Ini Kata Ekonom