Kinerja Peritel Masih OK, Wall Street Dibuka di Zona Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Rabu, 25/05/2022 22:11 WIB
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (25/5/2022), di mana investor masih menunggu risalah pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan segera dirilis.

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka lompat 171 poin (+0,5%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan sejam kemudian menjadi 136,4 poin (+0,43%) ke 32.065,02. Nasdaq lompat 111,26 poin (+0,99%) ke 11.375,71 dan S&P 500 naik 27 poin (+0,69%) ke 3.968,48.

Pergerakan tersebut terjadi setelah sesi yang suram dari indeks Nasdaq kemarin, yang mengalami koreksi setelah peringatan adanya perlambatan pertumbuhan di perusahaan media sosial Snap dan memukul indeks yang berbasis teknologi tersebut.


Sentimen itu menekan saham-saham media sosial lainnya termasuk Meta perusahaan induk Facebook, Twitter, dan Alphabet perusahaan induk Google. Kemarin, Nasdaq anjlok 2,4% di pasar regular, sementara indeks S&P 500 tergelincir 0,8%. Namun, indeks Dow Jones berakhir menguat 0,2%, meskipun sempat terkoreksi tajam 1,6% di sesi sebelumnya.

Saham Nordstrom hari ini dibuka melonjak 8% setelah perusahaan ritel tersebut mengumumkan penjualan yang melampaui ekspektasi dan meningkatkan proyeksinya di tahun ini. Perseroan terbukti mengalami lonjakan permintaan dan menafikan kekhawatiran pasar soal efek inflasi.

Investor masih akan menunggu musim rilis kinerja keuangan pekan ini untuk melihat bagaimana perusahaan menangani tekanan inflasi. Sementara itu, Snowflake dan Nvidia dijadwalkan akan merilis kinerja keuangan setelah perdagangan dibuka.

Investor juga akan disibukkan oleh rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Pada rapat Mei lalu, Ketua The Fed Jerome Powell menaikkan suku bunga acuan sebesar setengah persentase poin, dan mengatakan bahwa inflasi sudah terlalu tinggi dan mereka mengerti kesulitan yang ditimbulkan sehingga The Fed bergerak menurunkan inflasi.

"The Fed berkomitmen mengatasi persoalan jangka pendek dan melakukan pengetatan kuantitatif, dengan tujuan untuk melunakkan permintaan dan mengatasi inflasi tanpa memicu resesi," tutur Ross Mayfield, analis perencanaan investasi Baird, dikutip CNBC International.

Saham Best Buy lompat 6% meski peringkatnya diturunkan oleh Barclays, menyusul rilis kinerja keuangan yang variatif dengan pemangkasan target akhir tahun. Investor dan analis menilai kinerja buruk peritel terkait dengan peralihan permintaan konsumen dari barang ke jasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan