Kripto Cenderung Mixed, Bitcoin-Ethereum Mager!

chd, CNBC Indonesia
25 May 2022 10:15
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama cenderung beragam pada perdagangan Rabu (25/5/2022), di mana Bitcoin dan Ethereum cenderung bertahan pada hari ini.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin menguat 1,89% ke level harga US$ 29.761,31/koin atau setara dengan Rp 435.259.159/koin (asumsi kurs Rp 14.625/US$), Ethereum turun 0,12% ke level US$ 1.982,59/koin atau Rp 28.995.397/koin.

Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) juga cenderung beragam pada hari ini. BNB melesat 2,01% ke US$ 331,65/koin (Rp 4.850.381/koin), dan Cardano terapresiasi 0,9% ke US$ 0,5217/koin (Rp 7.630/koin).

Sedangkan XRP melemah 0,44% ke US$ 0,488/koin (Rp 5.979/koin) dan Dogecoin merosot 0,7% ke US$ 0,08332/koin (Rp 1.219/koin)

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Kripto

Bitcoin cenderung bertahan di kisaran level US$ 29.000, setelah gagal bertahan di level psikologis US$ 30.000 pada perdagangan kemarin. Sedangkan Ethereum juga cenderung bertahan di kisaran level US$ 1.900.

The bitcoin Fear & Greed Index, indeks yang mengukur psikologis pasar di Bitcoin bertahan di level 'fear' selama sebulan terakhir dan mencapai level ketakutan terendah keduanya.

Namun, indeks tersebut telah sedikit pulih selama beberapa hari terakhir, yang menunjukkan sentimen bearish yang ekstrem dapat mulai berkurang, terutama jika Bitcoin berhasil pulih di atas US$ 30.000.

Kondisi pasar aset berisiko masih cenderung bergelombang pada hari ini, di mana pasar saham pada awal pekan ini sempat pulih namun kembali terkoreksi pada Selasa kemarin. Hal sama juga terjadi di kripto.

Di lain sisi, pasar yang bergelombang dapat menawarkan peluang bagi trader jangka pendek yang tidak berkomitmen pada tren harga dan dapat mengambil posisi long atau short.

Demikian juga, investor yang cukup gesit untuk mengurangi risiko dapat menggunakan uang tunai yang tidak terpakai untuk siklus harga aset berikutnya.

Tapi waktu pergeseran harga bisa cukup sulit dalam jangka pendek. Secara rata-rata, Bitcoin cenderung menghasilkan return positif selama periode sentimen bearish yang ekstrem, menurut Arcane Research.

"Bitcoin juga telah melihat aksi jual yang berkelanjutan menyusul ketakutan yang ekstrem. Jadi, Anda tidak boleh membabi buta berharap bahwa membeli dalam zona ketakutan dan momentum yang buruk itu menguntungkan," kata Arcane Research dalam laporan risetnya, dikutip dari CoinDesk.

Dari perspektif makro, periode panjang kebijakan moneter yang akomodatif menopang reli yang kuat dalam aset spekulatif, seperti saham dan kripto, selama beberapa tahun terakhir.

Bitcoin, khususnya, telah diperdagangkan dalam siklus bull and bear empat tahun terakhir yang menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar saham, meskipun volatilitas juga lebih besar dari pasar saham.

Namun saat ini, investor global terus memperdebatkan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang lebih ketat di tengah inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Hal itu dapat mempengaruhi tingat return yang berpotensi semakin berkurang di pasar kripto.

"Jika inflasi tetap tinggi hingga beberapa tahun kedepan, maka akan sangat sulit untuk menghasilkan pengembalian riil yang positif (disesuaikan dengan inflasi) di sebagian besar kelas aset berisiko seperti saham dan kripto," tulis Deutsche Bank dalam laporan risetnya dilansir dari CoinDesk.

"Return nominal (tanpa mempertimbangkan inflasi) juga kemungkinan besar akan berkinerja buruk dalam tren jangka panjangnya, kecuali komoditas," tambah Deutsche Bank.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular