
Antisipasi Rilis Data Peritel, Wall Street Dibuka Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan pada pembukaan perdagangan Selasa (24/5/2022), di mana pasar berusaha mempertahankan relinya setelah mengalami kerugian selama beberapa pekan.
Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka turun 172 poin (-0,5%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 45 menit menjadi 403,23 poin (-1,26%) ke 31.477,01. Nasdaq anjlok 436 poin (-3,78%) ke 11.099,24 sementara S&P 500 drop 91,77 poin (-2,31%) ke 3.881,98.
Saham Snap tenggelam lebih dari 36% setelah mengatakan akan bersiap untuk kehilangan target pendapatan dan laba bersih kuartal ini dan memperingatkan perlambatan pada perekrutan karyawan. Saham Meta Platforms (induk usaha Facebook) mengekor dengan anjlok 6% sementara saham Pinterest kehilangan 17%.
Saham emiten teknologi besar juga turun mengekor saham Snap. Saham Alphabet dan Netflix merosot sekitar 6%. Saham Amazon ambrol 3% dan Apple turun 1%. "Kami memperkirakan iklan semua platform online akan merasakan dampak pembalikan konsumen secara signifikan," tulis analis Morgan Stanley dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Pergerakan tersebut terjadi setelah bursa saham pulih kemarin dari penurunannya pekan lalu karena aksi jual masif, di mana Dow Jones sempat mencetak sejarah koreksi selama 8 pekan beruntun sejak 1923. Indeks S&P 500 anjlok dan berada di zona bearish (penurunan).
Pergerakan tersebut membuat investor bertanya-tanya apakah pemantulan dapat bertahan atau apakah itu merupakan reli bantuan kecil lainnya, di tengah aksi jual tanpa henti yang belum mencapai titik terendah.
Reli pada Senin (23/5) didorong oleh 11 sektor saham yang berada di zona positif, dipimpin oleh saham perbankan. Sektor tersebut menguat 3,23% dan menjadi hari terbaiknya sejak 9 Maret 2022.
Saham JPMorgan memimpin dengan 6,2% setelah perusahaannya mengatakan akan mencapai target utama lebih awal dari perkiraan dengan bantuan kenaikan suku bunga. Saham peritel juga masuk di antara penggerak pasar.
Investor masih menunggu data ekonomi dari laba peritel untuk mengukur dampak inflasi terhadap kinerja sektor tersebut. Mereka juga menanti data penjualan rumah baru dan pernyataan dari Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir