Kena Profit Taking, Emiten Pupuk ini Masuk Top Losers Sesi 1

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
Senin, 23/05/2022 12:55 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) dan PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND) bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi pertama Senin (23/5/2022).

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 1,1% poin ke 76,44 di level 6.841,7 pada penutupan sesi pertama perdagangan siang ini.

Investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 56,30 miliar di seluruh pasar. Sedangkan di pasar reguler tercatat penjualan bersih (net sell) senilai 87,67 miliar. Berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Senin (23/5/2022)


1. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), turun -6,90%, ke Rp 675/unit

2. PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND), turun -6,60%, ke Rp 184/unit

3. PT SLJ Global Tbk (SULI), turun -6,42%, ke Rp 102/unit

4. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), turun -5,70%, ke Rp 298/unit

5. PT Bank Jago Tbk (ARTO), turun -5,70%, ke Rp 7.950/unit

Saham SAMF paling tajam penurunannya pada perdagangan sesi pertama siang ini. Bercokol di daftar top losers dengan penurunan 6,9% ke Rp 675/unit. Nilai transaksi tercatat Rp 51,7 miliar dengan volume perdagangan mencapai 72,74 juta saham.

Dalam 1 bulan terakhir, harga saham SAMF mencatatkan penurunan hingga 14,83%. Penurunan saham SAMF ini dipicu oleh aksi jual asing senilai 2,21 juta saham yang menandakan terjadi aksi ambil untung (profit taking) menyusul kinerja perseroan yang mentereng berkat perang Ukraina-Rusia.

Hingga kuartal pertama 2022, emiten produsen pupuk NPK ini membukukan penjualan mencapai Rp 839,49 miliar dan berhasil membukukan laba bersih (net profit) senilai Rp 113,35 miliar per 31 Maret 2022.

Mengutip laporan keuangan SAMF, seluruh pendapatan merupakan hasil dari penjualan pupuk sektor industri. Lonjakan penjualan ini ditopang oleh tingginya permintaan pupuk karena kenaikan harga jual. Konflik Rusia dan Ukraina membuat pasokan bahan baku pupuk masih belum stabil di tengah permintaan pupuk yang melonjak.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi