Akhir Pekan Investor Buru Lagi SBN, Yieldnya Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 20/05/2022 18:50 WIB
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kompak ditutup menguat pada perdagangan Jumat (20/5/2022) akhir pekan ini, meski selera risiko investor kembali pulih ditandai dengan positifnya bursa saham global.

Investor di pasar SBN kompak memburunya ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield) di seluruh tenor SBN acuan.

Melansir data dari Refinitiv,SBN tenor 1 tahun menjadi yang paling besar penurunan yield-nya pada hari ini, yakni melemah 23,7 basis poin (bp) ke level 4,33%.


Sementara untuk yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali melemah 5,6 bp ke level 7,280%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Meski dari dalam negeri sentimen cenderung positif, tetapi investor tetap memburu SBN pada hari ini karena mereka menilai bahwa yield SBN RI saat ini sudah lebih kompetitif.

Dari dalam negeri, kabar baik datang bagi perusahaan kelapa sawit setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kembali ekspor produk sawit seperti minyak goreng dan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada tanggal 23 Mei 2022.

"Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit petani dan pekerja dan tenaga pendukung lainnya maka saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022," kata Jokowi dalam pernyataan resminya, Kamis (19/5/2022) kemarin.

Kabar positif lain yang datang dari dalam negeri adalah rilis transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia.

Pada triwulan I-2022, surplus transaksi berjalan masih berlanjut di tengah defisit transaksi modal dan finansial sehingga NPI mengalami defisit 1,8 miliar dolar AS.

Pada triwulan I-2022, transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar 0,2 miliar dolar AS (0,1% dari PDB), meskipun lebih rendah dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 1,5 miliar dolar AS (0,5% dari PDB).

Kinerja positif tersebut ditopang oleh surplus neraca perdagangan non-migas yang tetap kuat seiring dengan harga ekspor komoditas global yang masih tinggi, seperti batu bara dan CPO.

Meski di dalam negeri investor kembali memburu SBN, tetapi di Amerika Serikat (AS), investor kembali melepas obligasi pemerintah (US Treasury) ditandai dengan cenderung menguatnya yield.

Berdasarkan data dari CNBC International, yield Treasury tenor 10 tahun cenderung menguat 0,4 bp ke level 2,859% pada pukul 07:20 waktu AS atau pukul 18:20 WIB, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Kamis kemarin di level 2,855%.

Inflasi telah membebani sentimen investor untuk beberapa waktu terakhir, tetapi pendapatan dari perusahaan peritel AS pada pekan ini telah memicu kekhawatiran bahwa tekanan harga mulai terlihat dari cara konsumen berbelanja.

Namun, pasar global naik di awal perdagangan pada hari Jumat, dalam upaya untuk memulihkan beberapa kekuatan yang hilang pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas