Pakai Minyak Ini, Rupiah Langsung Perkasa!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 20/05/2022 09:08 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengamuk pada perdagangan Jumat (20/5/2022). Sepanjang bulan Mei hingga Kamis kemarin rupiah tidak pernah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi pagi ini langsung menguat tajam.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.600/US$, melesat 0,88% di pasar spot.

Tanda-tanda rupiah akan menguat tajam sudah terlihat di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat pagi ini ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan Kamis kemarin.


Periode

Kurs Kamis (19/5) pukul 15:13 WIB

Kurs Jumat (20/5) pukul 8:56 WIB

1 Pekan

Rp14.709,5

Rp14.634,5

1 Bulan

Rp14.725,0

Rp14.628,0

2 Bulan

Rp14.762,0

Rp14.645,7

3 Bulan

Rp14.798,0

Rp14.684,0

6 Bulan

Rp14.895,0

Rp14.785,6

9 Bulan

Rp14.995,0

Rp14.885,6

1 Tahun

Rp15.182,0

Rp15.084,0

2 Tahun

Rp15.657,4

Rp15.586,9

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula.Pasar NDF tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London, dan seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot.

Presiden Jokowi yang kemarin mengumumkan pembukaan kembali larangan ekspor produk minyak sawit termasuk minyak goreng dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), menjadi 'obat kuat' bagi rupiah.

"Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit petani dan pekerja dan tenaga pendukung lainnya maka saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022 ," kata Jokowi dalam pernyataan resminya, Kamis (19/5/2022).

Kabar tersebut tentunya memberikan dampak yang positif, sebab CPO merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar. Nilai ekspor CPO dan produk turunannya setiap bulannya mencapai US$ 2,5 miliar - 3 miliar.

Sebelumnya, Jokowi melarang ekspor CPO sejak 29 April lalu, dan rupiah tidak pernah menguat setelahnya. Saat ini, devisa menjadi penting untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tekanan dari eksternal yang sangat besar.

Selain itu pasar akan melihat rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2022, yang di dalamnya berisi transaksi berjalan (current account) hari ini.
Surplus transaksi berjalan menjadi faktor penting bagi rupiah, sebab mencerminkan arus devisa yang lebih stabil.

Transaksi berjalan Indonesia membukukan surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4% dari produk domestik bruto (PDB) di kuartal IV-2021.

Sepanjang 2021, surplus transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,3 miliar (0,3% dari PDB). Kali terakhir transaksi berjalan mencatat surplus secara tahunan yakni pada 2011 lalu.

Dengan neraca perdagangan yang terus mencetak surplus, hingga 24 bulan beruntun, transaksi berjalan Indonesia berpeluang masih mempertahankan surplusnya di kuartal I-2022, sehingga bisa memberikan sentimen positif ke rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS