Investor Akhirnya Memburu Kembali SBN, Harganya Menguat

Market - Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
19 May 2022 19:07
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (19/5/2022), karena investor terus mencari perlindungan di pasar obligasi dari aksi jual tajam di pasar saham.

Mayoritas investor di pasar SBN pun memburunya ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield). Hanya SBN tenor 3 tahun dan 25 tahun yang cenderung dilepas oleh investor ditandai dengan naiknya yield dan melemahnya harga.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN tenor 3 tahun naik 5,1 basis poin (bp) ke level 5,289%. Sedangkan yield SBN berjatuh tempo 25 tahun menguat 8 bp ke level 7,595%.

Sementara untuk yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali turun 0,4 bp ke level 7,336% pada perdagangan hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Setelah sempat pulih dari zona koreksi, pasar saham global kembali berjatuhan pada hari ini, meski beberapa pasar saham masih mencetak penguatan. Aksi jual investor kembali menerpa pasar saham global karena meningkatnya kekhawatiran investor mengenai inflasi global.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah (US Treasury) kembali melandai setelah sempat melonjak kembali, meski sejatinya masih berada di level tinggi.

Berdasarkan data dari CNBC International, yield Treasury tenor 10 tahun melemah 4,7 bp ke level 2,837% pada pukul 07:00 waktu AS atau pukul 18:00 WIB, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu kemarin di level 2,884%.

Investor pun menambah kepemilikannya di pasar obligasi pemerintah, karena pasar saham global utamanya di AS (Wall Street) masih dilanda ketidakpastian yang membuat kembali terkoreksi parah pada perdagangan Rabu kemarin.

"Saya berpikir bahwa kita mulai melihat bukti pendapatan AS dalam apa yang dilaporkan di antara saham ritel, bahwa kenaikan suku bunga sebenarnya mulai memengaruhi permintaan konsumen," kata Julian Howard, kepala solusi multi-aset di GAM, dikutip dari CNBC International.

Pada hari ini, investor di AS menanti rilis data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 15 Mei 2022 yang akan dirilis pada pukul 08:30 waktu AS atau pukul 19:30 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

The Fed Makin Hawkish, Yield Mayoritas SBN Menguat Lagi


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading