Gokil! Laba PT Timah Meledak 5.713%, Rupanya Karena Ini

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 19/05/2022 09:31 WIB
Foto: Konferensi Pers RUPSLB PT Timah Tbk (TINS). (CNBC Indonesia/Monica Wareza)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) pada kuartal I-2022 mencetak laba bersih sebesar Rp 601 miliar atau naik 5713% dibandingkan Q1-2021. Kenaikan laba signifikan tersebut disebabkan melonjaknya harga logam Timah, selain itu perseroan juga bisa menekan biaya operasional.

Berdasarkan keterangan pers yang disampaikan perseroan, pada kuartal I perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,4 triliun atau naik 80% dibandingkan periode yang sama 2021. Dimana ada peningkatan kinerja laba operasi sebesar 575% menjadi Rp 885 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 131 miliar.

Ini yang membuat laba bersih Perseroan naik 5.713% menjadi Rp 601 miliar dibandingkan periode Q1-2021 sebesar Rp10 miliar. Peningkatan profitabilitas Perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 213% menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 347 miliar.


Namun nilai aset Perseroan pada Kuartal I-2022 turun 2% menjadi Rp 14.4 triliun dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp14.7 triliun. Beruntungnya nilai liabilitas juga turun 12% menjadi Rp 7.4 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp8.4 triliun.

Sedangkan posisi ekuitas naik 11% menjadi Rp7.0 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp6.3 triliun.

Posisi cash flow operasi Perseroan naik 111% menjadi Rp2,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 900 miliar. Pinjaman bank dan utang obligasi pada Q1-2022 turun signifikan menjadi Rp 3,7 triliun dari sebelumnya Rp 5,1 triliun.

Indikasi baiknya performa finansial Perseroan terlihat dari beberapa rasio seperti Quick Ratio sebesar 44%, Current Ratio sebesar 153%, Gross Profit Margin sebesar 25%, Net Profit Margin sebesar 14%, Debt to Asset Ratio sebesar 26%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 53%.

Sementara itu dari sisi kinerja operasi, perseoran mencatatkan produksi bijih timah 4.508 ton atau turun 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton.

Dari jumlah tersebut 35% atau 1.583 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 65% atau 2.925 ton berasal dari penambangan laut. Produksi logam timah Q1-2022 turun sebesar 8% menjadi
4.820 Mton dari periode Q1-2021 sebesar 5.220 Mton.

Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 5.703 Mton atau turun sebesar 4% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5.912 Mton. Harga jual rerata logam timah pada Q1-2022 sebesar USD 43.946 per Mton atau naik signifikan 76% dibandingkan Q1-2021 sebesar USD 24.992 per Mton.

"Kedepan Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan volume produksi, sehingga target produksi dapat tercapai sesuai RKAP. Produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore akan terus ditingkatkan agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan", demikian disampaikan Direktur Keuangan PT Timah tbk, Krisna Sjarif.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: HGII Tebar Dividen Rp 4,5 M & Bidik Tambahan Pembangkit 100 MW