
KOBX-BELL Jadi yang Tercuan, ARTO-EMTK Boncos dan ARB Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menghijau pada perdagangan Selasa (17/5/2022) kemarin, setelah sempat terkoreksi hingga lima hari beruntun atau sepanjang pekan lalu.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,7% ke level 6.644,467. Meski demikian, IHSG belum mampu kembali ke level psikologisnya di 7.000.
IHSG konsisten bergerak di zona hijau, meski sempat terlempar sedikit ke zona merah di awal-awal perdagangan kemarin. IHSG bergerak di rentang 6.574,14 - 6.703,05.
Nilai transaksi indeks pada kemarin mencapai sekitaran Rp 17 triliun dengan melibatkan 26 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 317 saham menguat, 223 saham melemah, dan 156 saham stagnan.
Investor asing terpantau mulai masuk kembali ke pasar saham RI dengan pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 165 miliar di seluruh pasar.
Di tengah pulihnya IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Di jajaran saham top gainers, terdapat saham emiten penjualan dan distributor alat berat yakni PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) yang harganya melejit 23,86% ke level harga Rp 488/saham. Saham KOBX menduduki posisi kedua di jajaran top gainers kemarin.
Nilai transaksi saham KOBX kemarin mencapai Rp 21,45 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 46,62 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham KOBX sebesar Rp 2,03 miliar di pasar reguler.
Melejitnya saham KOBX terjadi setelah perseroan melaporkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal I tahun 2022.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KOBX naik 295,58% menjadi US$ 3,94 juta, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar US$ 996,98.
Pencapaian positif tersebut tidak lepas dari solidnya kinerja penjualan KOBX pada kuartal I-2022 yang tumbuh sebesar 106,23% menjadi US$ 46,52 juta, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar US$ 22,56 juta.
Penjualan secara konsolidasi perseroan ditopang oleh segmen penjualan unit alat berat, suku cadang, jasa perbaikan & kontraktor tambang, dan sewa.
Selain saham KOBX, terdapat juga saham emiten karoseri truk yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), yang harganya melonjak 20,2% ke posisi harga Rp 238/saham.
Nilai transaksi saham HOPE pada perdagangan kemarin terbilang cukup besar yakni mencapai Rp 98,29 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan hingga mencapai 431,99 juta lembar saham. Namun, asing melepas saham HOPE sebesar Rp 250,84 juta di pasar reguler.
Saham HOPE melanjutkan reli sejak perdagangan Jumat pekan lalu. Bulan lalu tepatnya pada Kamis, 21 April 2022, BEI melakukan penghentian sementara atau suspensi perdagangan dalam rangka cooling down. Namun setelah suspensi, saham HOPE kembali melompat.
Sementara itu, saham emiten tekstil yakni PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) kembali masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan kemarin. Saham BELL ditutup melesat 14,18% ke level Rp 306/saham.
Nilai transaksi saham BELL pada perdagangan kemarin mencapai Rp 39,76 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebesar 132,99 juta lembar saham. Asing memburunya sebesar Rp 736,41 juta di pasar reguler.
Kinerja bisnis yang tercatat baik didorong oleh keberhasilannya dalam memperluas produk lokal di pasar internasional, dengan lompatan penjualan ekspor hingga 40,9%. Dari laba perseroan, BELL membukukan laba bersih sebesar Rp 2,45 miliar pada kuartal I-2022.
Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers kemarin, ada juga beberapa saham yang masuk ke jajaran top losers, di mana dua di antaranya merupakan saham berkapitalisasi pasar besar (big cap). Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat saham emiten semen yakni PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) yang ditutup ambruk 6,99% ke level harga Rp 865/saham. Saham CMNT pun terkena level auto rejection bawah (ARB) kemarin.
Nilai transaksi saham CMNT kemarin mencapai Rp 9,84 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 11,12 juta lembar saham. Investor asing melepas saham CMNT sebesar Rp 3,6 miliar di pasar reguler.
Kinerja CMNT pada tahun 2021 terbilang kurang menggembirakan, di mana laba bersih perseroan anjlok 52,9% menjadi Rp 221,54 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 471,34 miliar pada tahun 2020.
Selain itu, terdapat pula saham emiten bank mini yakni PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), yang harganya ambles hingga 6,98% ke posisi harga Rp 1.600/saham. Saham BNBA juga terkena batas ARB-nya kemarin.
Nilai transaksi saham BNBA pada Selasa kemarin mencapai Rp 3,66 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,17 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham BNBA sebesar Rp 9,99 juta di pasar reguler.
Selain itu, ada dua saham big cap yang masuk ke jajaran top losers kemarin, yakni saham emiten bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan saham emiten teknologi & media PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Saham ARTO kembali masuk ke jajaran top losers kemarin, di mana harganya ambrol 6,75% ke level Rp 7.600/saham. Saham ARTO makin menjauhi level psikologisnya di kisaran Rp 10.000.
Nilai transaksi saham ARTO pada Selasa kemarin mencapai Rp 46 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 6,05 juta lembar saham. Asing melego saham ARTO sebesar Rp 6,48 juta di pasar reguler.
Sedangkan saham EMTK ditutup drop 6,73% ke level Rp 2.080/saham. Nilai transaksi saham EMTK kemarin mencapai Rp 156,46 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 75,22 juta lembar saham. Asing juga melego saham EMTK sebesar Rp 8,12 juta di pasar reguler.
Kembali ke saham ARTO, harganya kembali ambles dan memperpanjang pencatatan kinerja sahamnya yang buruk sejak pekan lalu.
Dalam sepekan terakhir saja, harganya sudah ambruk hingga 29,95%. Jika dilihat dari harga penutupan tertinggi enam bulan terakhir, saham ARTO telah kehilangan setengah dari kapitalisasi pasarnya.
Sementara itu di saham EMTK, dalam beberapa hari terakhir saham EMTK ditutup menyentuh batas ARB, dengan lima dari enam hari masing-masing terkoreksi lebih dari 6,5%.
Sejak bursa kembali dibuka pasca libur panjang Lebaran, saham EMTK terdepresiasi lebih dari 30%, dengan kapitalisasi pasar saat ini tercatat di angka Rp 127,38 triliun.
Meski demikian, kondisi buruk saham EMTK baru-baru ini berbanding terbalik dengan kinerja keuangan EMTK sepanjang tahun 2021 yang baru dilaporkan 26 April lalu.
Tahun lalu, EMTK mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih. Top line perusahaan mengalami ekspansi 7,57% menjadi Rp 12,84 triliun dari semula Rp 11,93 triliun di 2020.
Sedangkan kinerja bottom line meroket hingga 175% secara tahunan menjadi Rp 5,65 triliun, dari semula Rp 2,05 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah