
RI Bebas Masker di Luar Ruangan! Rupiah Bebas dari Tekanan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali terpuruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin. Dengan demikian, sepanjang bulan Mei rupiah belum pernah menguat dan berada di level terlemah dalam 1,5 tahun terakhir.
Melansir data Refinitiv, rupiah kemarin mengakhiri perdagangan di Rp 14.645/US$, melemah 0,24% di pasar spot.
Kabar baik sebenarnya datang dari dalam negeri. Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada April 2022 melampaui US$ 27 miliar naik 47,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Nilai tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa.
Salah satu pendorong utama lonjakan ekspor adalah pertambangan yang mencapai US$ 6,41 miliar atau tumbuh 182,48% secara yoy dan 18,58% secara mtm. Batu bara adalah penyumbang terbesar.
"Kenaikan harga batu bara karena kenaikan harga," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).
Di sisi lain, nilai impor Indonesia pada bulan lalu sebesar US$ 19,76 miliar, tumbuh 21,97% (yoy). Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 7,56 miliar. Ini membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama 24 bulan beruntun.
Setelah perdagangan ditutup, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan kabar baik. Jokowi memutuskan untuk melonggarkan kebijakan penggunaan masker. Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan sejumlah aspek.
"Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker," kata Jokowi.
Jokowi mengemukakan keputusan tersebut diambil sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang semakin terkendali dalam beberapa waktu terakhir.
"Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," tegasnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut menjelaskan terkait kebijakan terbaru Pemerintah Indonesia untuk melonggarkan pemakaian masker di luar ruangan.
Budi menjelaskan, pelonggaran pemakaian masker ini merupakan sebagai transisi yang disiapkan pemerintah secara bertahap dari pandemi Covid-19 menuju endemi.
"Pak Presiden sudah kasih berita gembira (pelonggaran pemakaian masker), itu salah satu bagian transisi yang pemerintah siapkan secara bertahap dari pandemi ke endemi," tuturnya saat konferensi pers, Selasa (17/05/2022).
Hal ini tentunya bisa memberikan sentimen positif ke rupiah pada perdagangan Rabu (18/5/2022). Apalagi sentimen pelaku pasar mulai membaik terlihat dari bursa saham AS (Wall Street) yang melesat pada perdagangan Selasa kemarin.
Indeks Dow Jones melesat 1,34%, S&P 500 2,02% dan Nasdaq memimpin sebesar 2,76%. Jika pasar saham Indonesia mengikuti pergerakan tersebut dan investor asing kembali melakukan net buy, maka peluang rupiah menguat semakin besar.
Secara teknikal setelah berkonsolidasi sejak awal tahun ini di kisaran Rp 14.240/US$ sampai Rp 14.400/US$, rupiah akhirnya melewati batas atas tersebut sejak akhir bulan April dan terus melemah hingga saat ini. Selama tertahan di atas Rp 14.400/US$, risiko rupiah mengalami tekanan cukup besar.
Indikator Stochastic pada grafik harian berada di wilayah overbought.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Indikator stochastic yang berada di wilayah overbought begitu juga pada grafik 1 jam tentunya membuka peluang penguatan rupiah. Selain itu, pada grafik 1 jam, rupiah juga bergerak di atas Trendline, dan perlu menembus ke bawahnya untuk bisa menguat lebih jauh.
![]() Foto: Refinitiv |
Support terdekat berada di kisaran Rp 14.600/US$, jika mampu menembusnya rupiah berpeluang menguat menuju Rp 14.560/US$.
Sementara resisten berada di kisaran Rp 14.650/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.680/US$ hingga Rp 14.700/US$.
Resisten kuat selanjutnya berada di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Jika resisten tersebut ditembus dan rupiah tertahan di atasnya maka risiko ke Rp 15.000/US$ akan semakin besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
