Kripto Ambyar, Waktunya Beli? Jangan Buru-Buru, Baca Dulu Nih

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
17 May 2022 16:19
Timothy Ronald Co-Founder Ternak Uang. (Tangkapan layar youtube Sandiuno TV)
Foto: Timothy Ronald Co-Founder Ternak Uang. (Tangkapan layar youtube Sandiuno TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga aset kripto Terra LUNA yang ambyar menyedot perhatian publik. Meski demikian, ada yang berpendapat justru saat ini adalah waktu yang tepat untuk beli mumpung harganya sedang jeblok.

Hal itu juga yang ditanyakan oleh pengusaha Sandiaga Uno, yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kepada Timothy Ronald, Co-Founder Ternak Uang, dalam akun YouTube-nya Sandiuno TV, Minggu malam (15/5/2022). 

"Ada tips buat orang-orang yang baru invest di kripto? Apalagi kripto sekarang sudah jadi means of payment," tanya Sandi. 

"Ya, Gucci sudah terima (pembayaran pakai) Bitcoin. Kalau saya nggak suka time the market, tapi sisihkan saja portofolionya kecil-kecil. Mungkin 2-3%, misal mau invest Rp 10 juta setiap bulan, coba 2% cicil beli Bitcoin," jawab Timothy. 

Terkait ambruknya kripto, Sandi Uno pun kembali mengingatkan soal basic investasi dalam hal penempatan aset dalam portofolio investasi.

"Kalau mau belajar (investasi di kripto) itu maksimum 5% dari portfolio investasi, waktu itu saya bilang very small allocations. Tapi ternyata banyak yang against our advice, ada yang sampai majority didominasi oleh kripto investment," ujarnya.

Timothy mengatakan, target price Bitcoin dari para fund manager besar itu sangat tinggi. Bahkan, ada pihak yang memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai US$ 1 juta pada 2030, dari posisi saat ini sekitar US$ 30.000 per koin. 

"Saya melakukan hal yang agak bodoh. Saat LUNA 0,1 rupiah, saya beli. Sekarang harganya naik sampai sekitar 4-5 rupiah, 1.400% dalam waktu 3-6 jam. Kripto kadang bisa aneh-aneh. Tapi apakah sekarang waktu yang tepat untuk beli? Coba saja (beli) Bitcoin, Ethereum yang besar-besar, jangan beli yang altcoin dulu," sarannya. 

Menurut Timothy, pergerakan harga koin kripto lain akan mengikuti anchor-nya yaitu Bitcoin. Kalau Bitcoin naik, altcoin yang kecil-kecil juga akan naik.

"Mungkin 2024 sampai 2025, ini mungkin winter-nya bisa lumayan lama. Bitcoin mungkin bisa US$ 30.000 - US$ 40.000, tapi saya juga nggak suggest orang untuk market timing, karena nggak ada yang tahu," jelasnya.

Sandi menambahkan, tidak ada waktu yang tepat untuk berinvestasi. Tetaplah berinvestasi meski kondisi sedang naik turun, bukan malah keluar. Misalnya meski saat ini di tengah kabar aset kripto yang sedang anjlok. Menurutnya, yang harus dilakukan jika ada salah satu aset yang jatuh adalah mengevaluasi portofolio.

"You stay invested, never timing the market. Reallocation, switching portfolio. Kalau lagi jatoh itu kita nggak pernah bisa menebak dengan tepat saat masuk ke dalam satu investasi, tunggu saat mereka stable," ujarnya dalam Sandiuno TV, dikutip Selasa (17/5/2022). 

Seperti diketahui, aset kripto Terra Luna menjadi bahan perbincangan banyak orang. Bagaimana tidak, harga Terra Luna anjlok hingga 98% dalam satu minggu terakhir.

Aset kripto yang sempat jadi primadona investor itu harganya turun sampai 96,39% dalam perdagangan 24 jam terakhir pada hari Kamis (12/5/202) kemarin. Dikutip dari CoinmarketCap, Kamis (12/5), pukul 13.00 WIB Terra LUNA diperdagangkan pada US$ 0,32 atau setara Rp 4.659 per koin.

Saat diterbitkan pertama kali nilainya US$ 0,8 per koin dan sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 119,55 per keping pada April lalu. Bahkan pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar senilai US$ 40 miliar.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kripto Ambruk, Sandi Uno Ingatkan Soal Alokasi Investasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular