Berbalik dari Posisi Pra-Pembukaan, Wall Street Dibuka Merah
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan pada pembukaan perdagangan Senin (16/5/2022), di tengah tekanan pasar yang mendekatkan bursa utama AS ke zona bearish (koreksi berkepanjangan).
Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka drop 180 poin (-0,6%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan selang 30 menit menjadi 213,44 poin (-0,66%) ke 31.983,22. Nasdaq anjlok 144,37 poin (-1,22%) ke 11.660,63 sedangkan S&P 500 surut 33,87 poin (-0,84%) ke 3.990,02.
Dow Jones pada Jumat lalu menguat 466,36 poin sementara S&P 500 melompat 2,39%. Adapun Nasdaq melesat 3,82% dan mencetak reli harian tertinggi sejak November 2020.
Indeks acuan bursa utama AS tersebut diterpa aksi jual setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan rencana agresif menaikkan suku bunga acuan. Kini analis percaya koreksi itu mulai membuka ruang pembalikan untuk investor jangka panjang.
"Indeks S&P 500 sedang mendekati level tersebut dengan cepat yang secara historis mengindikasikan bahwa risiko pertumbuhan di masa depan sedah terfaktorkan di posisi sekarang," tutur analis Citi Scott Chronert dalam laporan riset, yang dikutip CNBC International.
Indeks S&P 500 tercatat sudah anjlok hingga 16% dari rekor tertingginya, sementara Nasdaq turun lebih dari 27% akibat aksi jual saham teknologi yang paling terdampak oleh kebijakan suku bunga acuan tinggi.
Saham Amazon dan Tesla yang menguat di sesi pra-pembukaan justru ambles ketika pasar di buka, dengan koreksi masing-masing sebesar 1 dan 1,5%. Apple, yang sudah terhitung saham bearish, juga terindikasi menguat. Reli terjadi menyusul pembelian saham di saat koreksi (buy in the dip).
Investor akan memantau rilis kinerja keuangan beberapa perusahaan ritel per kuartal I-2022 di antaranya Walmart, Target dan Home Depot. Mereka juga akan memantau rilis penjualan ritel pekan ini di tengah inflasi yang menguat ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)