Investor Tarik Cuan, Harga Minyak Mentah Kompak Turun

adf, CNBC Indonesia
Senin, 16/05/2022 12:10 WIB
Foto: Proyek Kilang Raksasa Pertamina Balikpapan (Dok: Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah turun pada perdagangan Senin (16/5/2022), setelah sempat melesat hingga 4% pada Jumat pekan lalu (13/5).

Menurut data Refinitiv, per 10.02 WIB, harga kontrak berjangka minyak mentah Brent turun 1,34% ke level US$ 110,05/barel, sedangkan harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) WTI melemah 1,18% ke US$ 109,19/barel.

Pada Jumat, harga minyak Brent naik 3,82% ke level US$ 111,55/barel. Sementara, harga WTI melesat 4,11% dan ditutup di level US$ 110,49/barel.


Ada tiga faktor utama yang menggerakkan harga si emas hitam pekan lalu, yaitu pasokan di AS, kondisi Covid-19 di China, hingga perkembangan sanksi ekonomi untuk Rusia.

"Belum ada peningkatan stok bensin (AS) sejak Maret," kata RobertYawger, direktur eksekutif energi berjangka diMizuho.

Permintaan terhadap bensin diperkirakan siap melonjak ketika musim mengemudi musim panas dimulai pada liburan akhir pekan Memorial Day AS.

Harga minyak mentah bergerak dengan fluktuasi yang tinggi akhir-akhir ini. Semua ini disebabkan oleh adanya embargo minyak Rusia ole Uni Eropa (UE) yang akan semakin memperburuk kondisi rantai pasok global.

Louis Dickson dari Rystad Energi menyampaikan bahwa jika sanksi tersebut diterapkan seluruhnya, maka pasokan dari Rusia akan berkurang sampai 3 juta barel per hari (bph).

Hal tersebut akan akan benar-benar mengganggu, dan pada akhirnya menggeser arus perdagangan global, memicu kepanikan pasar dan volatilitas harga yang ekstrem, tutir Dickson melansir Reuters.

Di China, pihak berwenang berjanji untuk mendukung pemuliuhan ekonomi dan pejabat kota mengatakan Shanghai akan mulai melonggarkan pembatasan lalu lintas dan membuka toko bulan ini seiring dengan kasus Covid-19 yang membaik.

"Harga minyak mentah reli di tengah optimisme bahwa situasi COVID China tidak memburuk dan karena aset berisiko rebound," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak