Terjun Bebas! ARTO-WIRG-BUKA Jadi Saham 'Pecundang' Sepekan
Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjungkal, 5 saham tercatat terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers sepekan. Saham bank digital dan duo saham teknologi termasuk ke dalam saham 'pecundang' minggu ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG amblas 8,73% dalam sepekan ke posisi 6.597,99.
Praktis, kinerja IHSG sepanjang tahun kini hanya tinggal tersisa apresiasi tipis 0,25% saja yang artinya reli IHSG selama 4 bulan awal tahun 2022 (ytd) sudah hampir tersapu habis.
Kendati demikian, mengacu data BEI, saat ini kinerja IHSG masih berada di posisi kedua terbaik secara ytd di kawasan Asia-Pasifik, berada di bawah indeks Straits Times (Singapura) yang masih menguat 1,82% ytd.
Sepanjang perdagangan jelang akhir pekan ini, investor asing tercatat melakukan penjualan saham sebesar Rp 9,11 triliun. Pada pasar reguler, penjualan bersih yang dilakukan investor asing mencapai Rp 8,41 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian bursa turun sebesar 11,56% menjadi 21,57 miliar saham dari 24,39 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya.
Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian bursa pekan ini juga berkurang sebesar 14,63% menjadi Rp 20,45 triliun dari Rp23,95 triliun pada penutupan pekan yang lalu.
5 Saham Top Losers Sepekan
Nama | Kode | Harga Minggu Lalu | Harga Minggu Ini | Perubahan (%) |
Bank Jago | ARTO | 11650 | 8150 | -30.04 |
WIR ASIA | WIRG | 1100 | 775 | -29.55 |
Dafam Property Indonesia | DFAM | 555 | 394 | -29.01 |
Kedaung Indah Can | KICI | 270 | 192 | -28.89 |
Bukalapak.com | BUKA | 382 | 272 | -28.80 |
Sumber: BEI
Saham pioner bank digital PT Bank Jago Tbk. (ARTO) merosot tajam sebesar 30,04% ke Rp 8.150/unit
Bahkan sejak Rabu (11/5/2022), harga saham ARTO sudah turun ke bawah level psikologis Rp 10.000/unit. Padahal di awal tahun 2022 ini, harga saham ARTO sempat mencapai ke level all time high di Rp 19.500/unit.
Menurut Tirta Citradi, ekonom sekaligus analis perbankan MNC Sekuritas, penurunan harga saham ARTO sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen.
"Ya, tahun 2022 memang cukup challenging ya dari kondisi global makro. Kita juga lihat ada rotasi ke sektor-sektor yang lagging, bank-bank besar sukses mencetak kinerja keuangan yang mengesankan. Ini tanda ekonomi berada dalam fase pemulihan, sehingga banyak dana yang masuk ke bank-bank blue chip," jelasnya kepada CNBC Indonesia.
Terkait ARTO, Tirta menambahkan, aksi korporasi sudah selesai dilaksanakan di 2020 dan 2021. Kini tinggal emiten unjuk gigi untuk membuktikan model bisnisnya kepada pemegang saham.
Tirta juga memberikan pandangan bahwa sebenarnya kinerja ARTO tidak masalah. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran kredit yang masih tumbuh dan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Asal tahu saja, ARTO berhasil membukukan laba bersih Rp 19 miliar di kuartal I-2022. Bottom line ARTO berbalik dari rugi menjadi untung.
"Salah satu yang mencolok dari Bank Jago ini adalah bagaimana mereka mengelola aset-aset produktifnya. Loan yield ARTO 1Q22 tembus 18,1%. Sedangkan NPL masih sangat rendah 1,5%. Cost of fund (CoF) juga bisa dijaga di kisaran 3%. NIM sampai 11,1%. Ini impresif" tutur Tirta kepada CNBC Indonesia saat dihubungi pada Kamis (12/5/2022).
Analis MNC Sekuritas tersebut juga menambahkan kalau model bisnis ARTO ini sangat efisien. "Sebagai digital bank yang mengusung konsep branchless banking, biaya operasional akan lebih rendah dari bank-bank konvensional. Overhead cost bisa minim sehingga rasio biaya terhadap pendapatan CIR juga rendah" lanjut Tirta.
Selain saham ARTO, saham anak baru yang bergerak di bidang metaverse WIRG juga kembali ambruk ke level ARB 6,63% ke level Rp 775/unit pada Jumat. Bahkan sebelumnya WIRG sudah ambruk 4 hari beruntun ke level ARB.
Alhasil, selama sepekan saham ini merosot 29,55%. Sementara, sejak melantai di bursa pada 4 April 2022 di harga Rp 168/unit, saham WIRG masih meroket 361.31%.
Saham BUKA juga konsisten ambles lebih dari 6%, dengan 4 kali menyentuh ARB, selama sepekan ini. Ini membuat harga saham emiten e-commerce tersebut anjlok 28,80% dalam seminggu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/luc)