Kabar dari OPEC Bikin Harga Minyak Turun

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 May 2022 08:14
Pengendera antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di rest area Km 294B, Jalan Tol Pejagan-Pemalang,Tegal, Jawa Tengah.  PT Pertamina (Persero) saat ini menyiapkan fasilitas pengisian BBM tambahan selama arus mudik lebaran 1443 H, hal itu untuk mengantisipasi kepadatan arus mudik 2022. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pengendera antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di rest area Km 294B, Jalan Tol Pejagan-Pemalang,Tegal, Jawa Tengah. PT Pertamina (Persero) saat ini menyiapkan fasilitas pengisian BBM tambahan selama arus mudik lebaran 1443 H, hal itu untuk mengantisipasi kepadatan arus mudik 2022. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak turun tipis pada perdagangan kemarin. Koreksi ini terjadi setelah harga melesat cukup tinggi.

Kemarin, harga minyak jenis brent ditutup di US$ 107,45/barel. Turun 0,06% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Pada Rabu (11/5/2022), harga brent ditutup di US$ 107,51/barel, naik 4,93%. So, mungkin investor memanfaatkan kenaikan ini untuk merealisasikan cuan.

Selain itu, kemungkinan pasar merespons negatif kabar terbaru dari OPEC. Dalam laporan terbarunya, OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia pada 2022 akan naik 3,36 juta barel/hari dibandingkan 2021. Kenaikan itu 310.000 barel/hari lebih rendah ketimbang proyeksi bulan sebelumnya,

"Permintaan minyak pada 2022 akan terpengaruh oleh kondisi geopolitik di Eropa Timur, juga oleh pembatasan akibat pandemi Covid-19," sebut laporan OPEC.

Perang Rusia-Ukraina yang meletus sejak 24 Februari 2022 menyebabkan harga minyak melesat, bahkan hingga titik tertinggi sejak 2008. Tingginya harga minyak, sempat hampir menyentuh US$ 140/barel, akan membuat permintaan menurun.

Kemudian China masih saja menerapkan karantina wilayah (lockdown) akibat penyebaran virus corona. Lockdown yang paling menyita perhatian dunia adalah di dua kota terbesar Negeri Panda, Beijing dan Shanghai.

Masalahnya, China adalah salah satu konsumen dan importir minyak terbesar dunia. Lockdown tentu akan membuat permintaan energi berkurang sehingga mempengaruhi harga.

"Kekhawatiran terhadap prospek permintaan China adalah hal yang nyata. Ini akan mempengaruhi permintaan dunia," kata Gary Cunningham. Direktur Tradition Energy, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular