Ini Jawara Pencetak Laba Terbesar Emiten LQ45
Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki dua minggu terakhir kuartal kedua tahun 2022, emiten- yang tergabung dalam indeks LQ45 satu persatu mulai melaporkan kinerja keuangannya. Dimulai dengan emiten perbankan, hingga Kamis (12/5) tercatat setengah dari konstituen indeks tersebut (23 emiten) telah menyampaikan kinerja perusahaan selama tiga bulan pertama tahun ini.
LQ45 sendiri merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Secara agregat, hingga akhir Maret tahun ini 23 perusahaan tersebut memiliki gabungan pendapatan senilai Rp 358,12 triliun, naik 18,06% dari periode yang sama tahun lalu atau mengalami kenaikan pendapatan Rp 54,79 triliun.
Dari ke-23 perusahaan tersebut nyaris semuanya melaporkan kenaikan pendapatan dengan hanya Bank BNI (BBNI) dan Gudang Garam (GGRM) yang pendapatan usahanya terkoreksi. Meski demikian nilainya relatif tipis atau tidak mencapai 2%.
Lebih fantastis lagi adalah agregat meningkah lebih tajam atau bertambah Rp 19,98 triliun dari Maret tahun lalu. Kenaikan tersebut setara dengan pertumbuhan 40,66% dari laba bersih 23 emiten LQ45 yang secara nominal jumlahnya mencapai Rp 69,14 triliun, dengan hanya satu emiten yang melaporkan kerugian yaitu Chandra Asri Petrochemical (TPIA).
Jika dari sisi top line nyaris semua mengalami kenaikan, kondisi bottom line emiten LQ45 sedikit lebih bervariasi dengan delapan perusahaan mencatatkan kinerja yang lebih buruk dari periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan laba tidak tersebar merata dengan emiten perbankan serta perusahaan yang bergerak di sektor komoditas tumbuh lebih cepat.
Selain TPIA yang berbalik rugi, Excel Axiata (EXCL) mencatatkan koreksi paling dalam, dengan laba tergerus hingga 56%.
(fsd/fsd)