
Awas! Rupiah Berisiko Melemah Jauh ke Atas Rp 14.600/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah lagi-lagi mengulang pergerakan yang sama Kamis kemarin. Dalam 4 hari perdagangan di pekan ini, rupiah selalu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal-awal saja. Saat penutupan, apresiasi tersebut gagal dipertahankan.
Kemarin, rupiah malah terpuruk 0,27% ke Rp 14.595/US$, bahkan sempat menyentuh Rp 14.600/US$ yang merupakan level terlemah dalam satu tahun terakhir.
Pada perdagangan Jumat (13/5/2022), rupiah berisiko semakin terpuruk melihat indeks dolar AS yang kemarin melesat 0,84% ke 104,75, rekor tertinggi 20 tahun yang baru. Apalagi, jika kembali terjadi capital outflow di pasar saham.
Net sell investor asing kemarin tercatat lebih dari Rp 700 miliar, dengan demikian dalam 4 hari total capital outflow mencapai Rp 6,7 triliun. Capital outflow tersebut ditambah dengan pasar obligasi yang kurang menarik, membuat rupiah kehabisan tenaga melawan dolar AS.
Secara teknikal setelah berkonsolidasi sejak awal tahun ini di kisaran Rp 14.240/US$ sampai Rp 14.400/US$, rupiah akhirnya melewati batas atas tersebut di awal bulan ini. Selama tertahan di atas Rp 14.400/US$, risiko rupiah mengalami tekanan cukup besar.
Indikator Stochastic pada grafik harian berada di wilayah overbought.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Indikator stochastic yang berada di wilayah overbought tentunya membuka peluang penguatan rupiah.
Pada grafik 1 jam, Stochastic juga berada di wilayah overbought, sehingga peluang penguatan rupiah hari ini cukup besar. Rupiah juga terlihat bergerak di atas trendline, jika mampu menebus ke bawahnya di kisaran Rp 14.560/US$, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 14.525/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara jika menembus dan tertahan di atas Rp 14.600/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.630/US$ hingga Rp 14.650/US$.
Resisten kuat selanjutnya berada di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan FibonacciRetracement61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Jika resisten tersebut ditembus dan rupiah tertahan di atasnya maka risiko ke Rp 15.000/US$ akan semakin besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
