
Sempat Sentuh Rekor Terendah, Harga Emas Bangkit

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai bangkit setelah mencatatkan rekor terendah dalam tiga bulan. Pada perdagangan Rabu (11/5/2022) pukul 15:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.847,80 per troy ons. Menguat 0,53%.
Penguatan emas ini menjadi angin segar setelah sang logam mulia terpuruk. Pada perdagangan Selasa (10/5/2022), harga emas melemah 0,85% dan ditutup pada level US$ 1.838,14 per troy ons. Level tersebut adalah yang terendah sejak 10 Februari 2022 atau tiga bulan terakhir di mana emas pada saat itu menyentuh US$ 1.826,57 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas sudah terkoreksi 1,55% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga sudah melemah 6,04% sementara dalam setahun, emas masih menguat 1,78%.
"Yang menjadi masalah bagi pergerakan emas saat ini adalah The Fed akan menggunakan cara agaresif untuk menekan inflasi," tutur Stephen Innes, dari SPI Asset Management, seperti dikutip dari Reuters.
Innes menjelaskan emas digunakan sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Langkah The Fed menaikkan suku bunga acuan untuk menekan inflasi akan melambungkan dolar Amerika Serikat (AS) dan yield surat utang pemerintah AS.
Kedua kondisi tersebut berdampak negatif ke pergerakan emas. Meningkatnya dolar AS akan membuat investasi di emas makin mahal. Kenaikan yield surat utang pemerintah AS membuat emas semakin tidak menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.
Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas sudah jatuh jauh di bawah level support awalnya di US$ 1.840 per troy ons. Kini, emas tengah menguji titik support di US$ 1.830 per troy ons.
Jika emas bergerak di bawah level tersebut maka sang logam mulia bisa bererak ke kisaran US$ 1.797-1.813. Andai emas mampu bergerak naik melewati titik US$ 1.8400 maka emas bisa bergerak naik ke kisaran US$ 1.849-1.856 per troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae) Next Article Yang Mau Main Emas, Baca Dulu Bocoran Harganya di Sini...