
Koreksi Berlanjut, Kinerja IHSG Sesi 1 Masih Buruk di 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk lagi pada penutupan perdagangan sesi pertama, setelah mencetak koreksi setengah hari yang termasuk paling buruk sepanjang tahun 2022.
Membuka perdagangan dengan koreksi 188 poin (-2,35%) ke 6.727,56, IHSG drop 2,89% atau 199,98 poin ke 6.709,76 pada Selasa (10/5/2022) pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat Rp 13,84 triliun dengan melibatkan 16 miliaran saham yang berpindah tangan lebih dari 1 juta kali.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka, indeks saham acuan nasional tersebut ambruk signifikan. Level tertinggi hariannya tercatat hanya 6.755,2 sementara 6.662,61 menjadi level terendah hariannya sekitar pukul 10:00 WIB.
Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 480 unit, sedangkanhanya 92 unit saham menguat dan 105 sisanya flat. Di sisi lain, investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) jumbo senilai Rp 1,74 triliun di seluruh pasar.
Saham yang mereka buru yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan nilai pembelian bersih masing masing Rp 143,7 miliar dan Rp 50,2 miliar. UNVR tercatat lompat 8,98% ke Rp 4.370/saham sementara EMTK drop 6,45% ke 2.610/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 531,4 miliar dan 309,5 miliar. Keduanya berjalan beriringan di mana BBCA turun 2,30% di Rp 7.425/saham sedangkan BBRI anjlok 2,43% ke Rp 4.420/saham.
Dari dalam negeri, muncul rilis dua data ekonomi penting. Pertama, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal pertama 2022 dan kedua adalah inflasi pada April lalu. Namun, keduanya gagal mengangkat IHSG.
Pada kuartal I-2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% secara tahunan (year-on-year/yoy). Ekonomi Indonesia terus menunjukkan perbaikan seiring dengan menurunnya kasus Covid-19.
Selain PDB RI pada kuartal I-2022, BPS juga merilis data inflasi pada April 2022. BPS mencatat terjadi inflasi 0,95% secara bulanan (month-to-month/mtm), tertinggi sejak 2017.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1