Ekonomi Mulai Pulih, BNI Sasar Sektor Turunan Komoditas

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
Minggu, 08/05/2022 13:07 WIB
Foto: Dok BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menangkap peluang pengembangan bisnis ke area sektor downstream atau sektor turunan komoditas. Permintaan pada sektor-sektor turunan kini mulai meningkat seiring pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid - 19.

Corporate Secretary BNI Mucharom menyampaikan potensi pertumbuhan kredit tahun ini tergolong cukup tinggi. Selain itu, banyak sektor yang kembali membukukan peningkatan kinerja cukup baik sehingga mendorong kinerja, khususnya dari sektor turunan komoditas.

Hal ini pun sejalan dengan arahan dari pemerintah untuk melakukan hilirisasi, dengan begitu komoditas andalan Tanah Air dapat diekspor dengan nilai tambah lebih tinggi.


"Sektor downstream komoditas ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Kami melihat banyak pembangunan smelter akan sangat marak dan besar. Pemerintah mulai banyak melarang barang yang belum jadi sehingga semua proses pengolahan terjadi di dalam negeri. Kami berharap ini menjadi engine pertumbuhan segmen korporasi swasta kami," kata Mucharom dalam siaran resmi, Minggu (8/5/2022).

Mucharom mengutarakan, pertumbuhan kredit BNI tahun ini masih sesuai target awal tahun. Beberapa nasabah top tier sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja seperti infrastruktur, listrik dan gas, pergudangan dan digital.

Hal ini juga sejalan dengan penurunan restrukturisasi kredit sehingga membantu BNI untuk dapat melakukan ekspansi lebih berkualitas.

"Kami akan tetap dengan target awal kami di high single digit. Kami lihat potensi pertumbuhan tinggi sejak awal tahun ini, sehingga kami cukup percaya diri," ungkapnya.

Adapun, kredit di segmen Business Banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9% yoy menjadi Rp 193,2 triliun.

Kemudian segmen large commercial tumbuh 24,5% yoy menjadi Rp 46,1 triliun, segmen UMKM juga tumbuh 11,8% yoy dengan nilai kredit Rp 98 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,8% yoy menjadi Rp 489,3 triliun.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?