Rugi BBKP Kuartal I-2022 Bengkak jadi Rp 1,3 T, Ini Pemicunya

trp, CNBC Indonesia
28 April 2022 15:15
PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) adalah perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Didirikan pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia, Bank Bukopin tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2006 dengan kode emiten BBKP.
Foto: Bank KB Bukopin (Foto: ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - PTBank KB Bukopin Tbk (BBKP) mencatatkan nilai kerugian yang fantastis di sepanjang kuartal I-2022.

Berdasarkan rilis laporan keuangan terbarunya untuk periode Maret 2022, perseroan mencetak rugi bersih atribusian kepada entas pemilik mencapai Rp 1,32 triliun.

Nilai kerugian tersebut membengkak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 180,59 miliar saja. Ruginya bengkak lebih dari tujuh kali lipat.

Sebenarnya dari sisi pendapatan bunga cenderung meningkat pesat. Pada 31 Maret 2022, BBKP membukukan pendapatan bunga bersih senilai Rp 322,6 miliar naik 77% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 182 miliar.

Pendapatan bunga BBKP cenderung turun dari Rp 1,09 triliun tahun lalu menjadi Rp 1,01 triliun. Namun beban bunga menurun drastis dari Rp 903 miliar tahun lalu menjadi Rp 692 miliar per Maret 2022.

Lantas apa yang membuat rugi BBKP bengkak? Usut punya usut BBKP mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang besar mencapai Rp 1,59 triliun secara konsolidasian.

Faktor inilah yang membuat rugi bersih BBKP sampai bengkak di kuartal pertama tahun ini.

Kemudian dari sisi rasio, NIM BBKP tercatat mengalami perbaikan dari 0,94% menjadi 1,71% didukung oleh penurunan biaya dana (cost of fund/CoF) di tengah tren penurunan imbal hasil dari aset produktifnya.

Namun di sisi lain rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) BBKP bengkak dari 9,63% menjadi 11,76% jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional yang hanya di kisaran 3%.

Kenaikan kredit macet inilah yang menjadi salah satu pemicu terbesar tingginya beban pencadangan bank yang kini dikuasai oleh Kookmin Bank asal Negeri Ginseng tersebut.

Namun dari sisi permodalan ada perbaikan, di mana rasio Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) BBKP secara konsolidasian naik dari 12,71% pada Maret 2021 menjadi 17,90% Maret tahun ini.

Kemudian dari sisi neraca, penyaluran kredit BBKP terkontraksi 3% dari Rp 55,9 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp 54,2 triliun per Maret 2022.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BBKP tercatat masih tumbuh 7,7% dari Rp 45,6 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp 49,1 triliun per akhir Maret 2022.

Pertumbuhan DPK lebih banyak didorong oleh pertumbuhan tabungan yang naik 67,6% dan deposito yang naik 9,8%. Total aset BBKP tumbuh 0,3% dari Rp 80,8 triliun menjadi Rp 81 triliun.

Hingga sesi I perdagangan hari ini, Kamis (28/4/2022), harga saham BBKP terpantau melemah 0,93% dan ditutup di Rp 214/saham.

Saham BBKP ditransaksikan sebanyak 1.478x di rentang Rp 208 - 220 per saham dan terakhir nilai kapitalisasi pasar BBKP tercatat mencapai Rp 14,49 triliun atau setara dengan 1,23x dari nilai bukunya (Price to Book Value/PBV).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelar RUPSLB, KB Bukopin Ubah Susunan Direksi & Komisaris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular