
Dolar AS Sentuh Level Tertinggi 2 Dekade, Rupiah Makin Lemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (28/4/2022). Indeks dolar AS mendekati level tertingginya sejak dua dekade dan larangan ekspor CPO Indonesia menambah tekanan terhadap Mata Uang Garuda hari ini.
Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air di sesi awal perdagangan terkoreksi 0,1% di Rp 14.435/US$. Kemudian, rupiah melanjutkan koreksinya lebih dalam sebanyak 0,38% ke Rp 14.475/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Indeks dolar AS berhasil menguat terhadap 6 mata uang dunia. Pukul 11:00 WIB, terpantau si greenback terapresiasi sebanyak 0,43% ke level 103,399.
Dolar AS mendekati level tertinggi sejak dua dekade atau sejak akhir 2002 karena krisis energi di Eropa telah melumpuhkan euro, sementara yen Jepang melemah karena ekspektasi pasar terhadap Bank of Japan (BOJ) yang akan tetap pada kebijakan super-longgarnya.
Tanda-tanda akan terkoreksinya rupiah memang sudah terindikasi pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF) jika dibandingkan dengan performanya pada perdagangan kemarin (27/4) dengan hari ini.
Periode | Kurs Rabu (27/4) pukul 15:03 WIB | Kurs Kamis (28/4) pukul 11:02 WIB |
1 Pekan | Rp14.419,7 | Rp14.473,7 |
1 Bulan | Rp14.452,1 | Rp14.530,0 |
2 Bulan | Rp14.488,7 | Rp14.556,7 |
3 Bulan | Rp14.520,8 | Rp14.603,0 |
6 Bulan | Rp14.615,0 | Rp14.710,0 |
9 Bulan | Rp14.714,0 | Rp14.811,6 |
1 Tahun | Rp14.810,4 | Rp14.905,5 |
2 Tahun | Rp15.250,2 | Rp15.307,8 |
Kemarin malam (27/4), Pemerintah Indonesia memperluas larangan ekspor yang mencakup minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO), Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil), dan Refined, Bleached and Deodorized Palm Olein (RBD Palm Olein) dan Used Cooking Oil.
Larangan ekspor tersebut berlaku mulai hari ini, 28 April 2022 hingga ketersediaan minyak goreng (migor) curah di masyarakat terjaga di harga Rp 14.000 per liter yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Larangan ekspor CPO dan RBD tentunya juga berdampak pada Indonesia karena ekspor tersebut turut berkontribusi terhadap pendapatan pada neraca perdagangan Indonesia.
Pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono juga telah mengumumkan adanya surplus pada neraca perdagangan Indonesia senilai US$ 4,53 miliar pada Maret 2022, yang ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh lebih tinggi sebesar 44,36% (yoy) dibandingkan impor yang tumbuh 30,85% (yoy).
Pada Januari-Februari 2022, ekspor CPO telah menyumbang US$ 4,05 miliar atau 10,73% terhadap total ekspor non-migas.
Melansir Refinitiv, nilai ekspor CPO dan RBD pada tahun 2021 mencapai US$ 3 miliar per bulannya, di mana ekspor CPO berkontribusi 7% dan RBD berkontribusi sebanyak 41%.
Jika dihitung, maka pendapatan Indonesia akan hilang senilai US$ 210 juta atau senilai Rp 3 triliun untuk CPO dan US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 17 triliun untuk produk RBD (kurs Rp 14.435/US$).
Larangan ekspor CPO dan RBD juga produk turunannya akan menggerus pendapatan Indonesia dan menekan performa rupiah hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sepanjang April, Rupiah Juara Tiga di Asia