Bak Roller Coaster..Kemarin Drop, Bitcoin cs Hari Ini Bangkit

chd, CNBC Indonesia
Kamis, 28/04/2022 11:14 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama terpantau rebound dan cenderung lebih stabil pada perdagangan Kamis (28/4/2022) pagi waktu Indonesia, meski sentimen pasar masih cenderung negatif.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) alternatif (altcoin) Avalanche yang terkoreksi pada hari ini, yakni turun 0,18% ke level US$ 69,45/koin atau setara dengan Rp 1.005.150/koin (asumsi kurs Rp 14.473/US$).

Sedangkan sisanya berhasil rebound. Bitcoin melesat 2,52% ke level harga US$ 39.266,5/koin atau setara dengan Rp 568.304.055/koin, Ethereum menguat 1,57% ke level US$ 2.879,66/koin atau Rp 41.677.319/koin.


Sedangkan untuk koin digital (token) alternatif (altcoin) lainnya seperti Solana melaju 2,74% ke US$ 98,93/koin (Rp 1.431.814/koin), XRP naik tipis 0,09% ke US$ 0,6503/koin (Rp 9.412/koin), Terra menguat 0,5% ke US$ 89,6/koin (Rp 1.296.781/koin), dan Cardano tumbuh 0,63% ke US$ 0,8386/koin (Rp 12.137/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Pasar kripto cenderung stabil pada hari ini setelah sempat berayun ke zona koreksi pada perdagangan Rabu kemarin. Sentimen di kalangan trader cenderung netral, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan awal pekan ini.

Analis memperhatikan tanda-tanda permintaan pembeli di sekitar level US$ 38.000 dalam Bitcoin, meskipun masih harus dilihat apakah Bitcoin dapat menembus di atas tren turun jangka pendeknya.

"Untuk saat ini, Bitcoin tampaknya seperti 'jatuh dari jendela, tetapi menempel di ambang jendela'," kata Alex Kuptsikevich, analis di FxPro, dalam laporan risetnya yang dikutip dari CoinDesk.

Secara keseluruhan, perdagangan berombak di pasar aset berisiko seperti kripto dan saham masih menunjukkan ketidakpastian di antara para trader, terutama karena risiko makroekonomi dan geopolitik yang masih ada.

Sebelumnya, Deutsche Bank (DB) memperkirakan akan terjadi resesi di Amerika Serikat (AS). Hal ini didorong langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk untuk menurunkan inflasi yang sangat tinggi di negara itu.

Dalam sebuah rilisnya, Selasa lalu, Deutsche Bank mengatakan langkah The Fed untuk menurunkan inflasi dari 8,54% ke 2% akan dilakukan dengan kenaikan suku bunga yang tinggi. Menurut bank itu, hal ini dapat merugikan bagi perekonomian.

"Kami menganggapnya ... sangat mungkin bahwa The Fed harus menginjak rem lebih kuat, dan resesi yang dalam akan diperlukan untuk membawa inflasi ke tumit," tulis ekonom bank yang berpusat di Jerman itu seperti dilansir CNN International.

Bank itu juga menyatakan bahwa inflasi ini masih akan terus meningkat. Mereka mengatakan ada beberapa perkembangan yang mendorong lonjakan ini seperti perubahan iklim, gangguan rantai pasokan lebih lanjut yang disebabkan oleh perang di Ukraina, serta penguncian Covid-19 di China.

Di lain sisi, analis menghubungkan pergerakan harga Bitcoin dengan saham teknologi di AS.

"Harga Bitcoin terus menjadi korelasi dengan saham teknologi AS (yang berada di titik tertinggi sepanjang masa)," kata Ben McMillan, pendiri dan kepala investasi di IDX Digital Assets, dilansir dari CoinDesk.

Dari kabar token altcoin, supply dari token Terra (LUNA) turun ke level terendah sepanjang masa, di mana hal ini menjadi dinamika peningkatan harga yang dilihat oleh analis kripto sebagai indikator seberapa populer proyek tetap ada meskipun ada kekhawatiran yang mengganggu tentang keberlanjutannya.

Supply LUNA yang beredar turun menjadi 346 juta dalam sebulan terakhir, jauh lebih rendah dari supply tertingginya di November 2021, yakni sebesar 482 juta, menurut Smart Stake, platform pelacak data yang berfokus pada ekosistem Terra.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta