Kondisi Pasar 'Berbahaya', IHSG Sesi I Ditutup Anjlok Lagi

Arif Gunawan & Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
Rabu, 27/04/2022 12:02 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (27/4/2022) imbas pernyataan Kepala Riset Fundstrat Global Advisor Tom Lee bahwa kondisi pasar lebih berbahaya daripada prediksi semula.

Membuka perdagangan di angka 7.211,71 dan melemah 0,77% atau 55,56 poin ke 7.176,58 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp. 9,21 triliun dengan melibatkan lebih dari 16 miliaran saham yang berpindah tangan lebih dari 961 juta kali.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka, indeks saham acuan nasional tersebut konsisten berada di zona merah. Berada pada level tertinggi 7.226,01 hingga pada menjelang penutupan berada di angka 7.175,06 yang menjadi level terendah hariannya dimana angka ini sudah sangat mendekati level psikologis 7.100.


Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 275 unit, sedangkan258 lain melemah dan 157 sisanya flat. Di sisi lain, investor asing mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 69,32 miliar.

Saham yang mereka buru yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian bersih masing masing sebesar Rp 146,3 miliar dan Rp 98,5 miliar. BBCA tercatat naik 0,31% ke Rp 8.150/saham dan TLKM turun 0,42% ke 4.740/saham.

Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 52,6 miliar dan 49,8 miliar. Keduanya berjalan berlawanan di mana ADRO naik 0,63% di Rp 3.180/saham sedangkan ASII anjlok 1,74% ke Rp 7.075/saham.

Jika dibandingkan perdagangan kemarin Selasa (26/4/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan yang volatil. Setelah tertekan di zona merah di sepanjang perdagangan, IHSG sukses mencatatkan penguatan0,22% di level 7.232,15.

Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) kembali anjlok lagi pada perdagangan Selasa waktu setempat setelah sempatrebounddi awal pekan. Kekhwatiran akan pelambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) serta kemungkinan earning emiten yang mengecewakan terus memicu aksi jual.

Selain laporan earning, aksi jual juga terus melanda akibat kecemasan akan risiko pelambatan ekonomi AS akibat inflasi yang sangat tinggi dan langkah bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga agresif untuk meredamnya.

Selain itu, investor juga masih memantau perkembangan pandemi Covid-19 di China yang menyebabkan Kecemasan perlambatan ekonomi di China sehingga menjadi masih terus menjadi beban sentimen investor di Asia-Pasifik.

Kepala Penelitian Fundstrat Global Advisor Tom Lee telah memprediksikan bahwa kuartal I-2022 akan 'berbahaya', tapi ternyata pasar lebih buruk dari yang dia prediksikan, di mana inflasi yang memburuk sejalan dengan ekspektasi pasar.

Dari dalam negeri, adanya titik terang dari larangan ekspor crude palm oil/CPO telah resmi dibatalkan. Pemerintahmengumumkan bahwa larangan ekspor produk sawit hanya berlaku untuk produk RBDpalm olein atau bahan baku minyak goreng saja. Sedangkan produk yang lebih hulu yaitu crude palm oil/CPO tak dilarang ekspornya.

Hal ini akan memberikan sentimen positif terhadap pasar saham. Mengingat bahwa crude palm oil/ CPO merupakan salah satu komoditas ekspor andalan yang membantu neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus dalam 23 bulan beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor