Analisis Teknikal

Indeks Dolar AS & Indeks Ketakutan Melesat, Rupiah Siaga Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 April 2022 08:25
Ilustrasi Rupiah dan Dollar di teller Bank Mandiri, Jakarta, Senin (07/5). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Rupiah melemah 0,32 % dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Harga jual dolar AS di  bank Mandiri Rp. 14.043. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat cukup tajam 0,31% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.410/US$. Namun, perjuangan rupiah untuk kembali menguat pada perdagangan Selasa (27/4/2022) akan berat sebab indeks dolar AS masih terus melesat.

Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS kemarin melesat 0,54% ke 102,3 yang merupakan level tertinggi sejak 23 Maret 2020, atau beberapa hari setelah penyakit akibat virus corona dinyatakan sebagai pandemi.

Untuk diketahui, level tertinggi saat itu 102,97, artinya sedikit lagi akan dilewati.

Selain indeks dolar AS, indeks volatilitas (VIX) juga melesat 24% ke 33,52. Indeks ini juga dianggap sebagai indeks ketakutan, biasanya berada di bawah level 30 dan semakin tinggi nilainya maka pelaku pasar semakin khawatir akan gejolak di pasar finansial. Dalam kondisi tersebut dolar AS akan lebih diuntungkan, sebab menyandang status safe haven, sementara rupiah merupakan aset emerging market.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR meski menguat tajam kemarin tetapi masih tertahan di atas pola Rectangle yang sudah dibentuk sejak awal tahun.

Rupiah kini berada jauh di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200, yang tentunya memberikan tekanan bagi rupiah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$, ada jarak 160 poin. Ketika rupiah menembus Rp 14.400 dan tertahan di atasnya, maka target pelemahanya sebesar 160 poin yakni di Rp 14.560/US$.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik tetapi masih cukup jauh dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam sudah turun tetapi masih jauh dari oversold sehingga ruang penguatan masih terbuka.

Batas atas pola Rectangle di Rp 14.400/US$ menjadi support terdekat, jika ditembus jika sukses ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.370/US$ hingga Rp 14.360/US$.

Sementara selama tertahan di atas support rupiah berisiko melemah menguji kembali level Rp 14.450/US$ sebelum menuju Rp 14.470/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular