
Pekan Lalu Rutin di Top Gainers, WIRG Mulai Masuk Top Losers

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menghijau pada perdagangan Selasa (26/4/2022) kemarin, setelah sempat ertekan di zona merah di sepanjang perdagangan kemarin
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,22% ke level 7.232,15. Awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG sempat dibuka menghijau.
Namun selang beberapa menit, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah hingga perdagangan sesi II sekitar pukul 14:00 WIB. Setelah pukul 14:00 WIB, IHSG kembali ke zona hijau hingga akhir perdagangan kemarin.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 40 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 241 saham menguat, 295 saham melemah, dan 154 saham mendatar.
Investor asing pun belum berpaling dari pasar saham RI, di mana asing kembali mencetak pembelian bersih (net buy)hingga mencapai Rp 19,4 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 1,14 triliun di pasar reguler dan sebesar Rp 18,29 triliun di pasar tunai dan negosiasi.
Di tengah cerahnya IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat emiten properti yang resmi melantai di bursa pada perdagangan Senin lalu, yakni PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR), yang harganya meroket hingga 34,81% ke level harga Rp 182/saham.
Nilai transaksi saham WINR pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 85,05 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 499,86 juta lembar saham. Namun, investor asing melepas saham WINR sebesar Rp 63,56 juta di pasar reguler.
Dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang sudah dilakukan, WINR melepas sebanyak 1,5 miliar saham kepada publik. Besaran saham itu setara dengan 28,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.
Dana yang diperoleh dari hasil IPO sebesar Rp 150 miliar setelah dikurangi dengan biaya IPO. Nantinya, WINR akan menggunakan dana sekitar Rp100 miliar untuk membeli tanah seluas sekitar 10 hektar di wilayah kota Batam.
Sisanya, sekitar Rp 30 miliar dana untuk membeli tanah di wilayah Bogor seluas sekitar 7.000 meter.
Sementara di posisi kedua terdapat saham emiten teknik kelautan yakni PT Indo Straits Tbk (PTIS) yang harganya melejit 34,64% ke posisi harga Rp 206/saham.
Nilai transaksi saham PTIS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 506,57 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,55 juta lembar saham. Investor asing juga melepas saham PTIS sebesar Rp 19,72 juta di pasar reguler.
Saham PTIS melompat usai BEI menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham PTIS yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada Senin kemarin.
Sebenarnya, sejak menembus level Rp 550/unit pada 19 Oktober 2021, saham PTIS cenderung mengalami tren penurunan.
Hal tersebut semakin terlihat sejak pertengahan Maret lalu, ketika saham PTIS mengalami tekanan jual yang signifikan. Selama sebulan, saham ini anjlok 21,37%.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal," kata BEI.
Selain saham WINR dan PTIS, adapula saham emiten konstruksi Grup Jaya yakni PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) yang melesat 18,48% ke level Rp 109/saham.
Nilai transaksi saham JKON pada perdagangan kemarin mencapai Rp 56,18 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 524,82 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham JKON sebesar Rp 194,71 juta di pasar reguler.
Saham JKON memang dalam tren menaik. Setidaknya dalam sepekan belakangan saham ini sudah menguat 20,93%.
Sebelumnya, pada awal Februari lalu, JKON sempat melesat ke Rp 118/unit, didorong kabar perusahaan terpilih sebagai pemenang tender sirkuit Formula-E.
JKON memenangi tender setelah mengikuti proses pelaksanaan tender dan beberapa tahapan seleksi yang digelar PT Jakarta Propertindo (JakPro).
Selain beberapa saham menjadi top gainers, ada juga beberapa saham yang menjadi top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten yang bergerak di bidang Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Rekayasa Lainnya dan Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya, yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) kembali masuk ke jajaran top losers kemarin setelah sempat masuk ke jajaran top gainers pada Senin lalu.
Saham NANO ditutup ambruk 8,33% ke level harga Rp 66/saham. Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 7,19 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 104,34 juta lembar saham. Investor asing mengoleksinya sebesar Rp 59,68 juta di pasar reguler.
Pada perdagangan Senin lalu, saham NANO sempat masuk ke jajaran top gainers ke-9, di mana harganya sempat melesat 9,09%. Namun pada perdagangan kemarin, saham NANO pun kembali masuk ke jajaran top losers.
Selain itu, adapula saham emiten karoseri truk yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) yang kembali masuk ke jajaran top losers kemarin. Saham HOPE ditutup ambles 7% ke posisi harga Rp 186/saham.
Nilai transaksi saham HOPE pada perdagangan kemarin mencapai Rp 397,54 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,14 juta lembar saham.
Sebelumnya pada 21 April lalu, BEI melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham & waran seri I saham HOPE. Namun sehari setelahnya, BEI melepas status suspensi saham HOPE.
Setelah sempat disuspensi, harga sahamnya pun mulai mengalami koreksi, di mana pada Jumat pekan lalu, saham HOPE pun sempat masuk ke jajaran top losers.
Sebelum dilakukan suspensi, harga saham HOPE memang melonjak luar biasa. Sebelum dilakukan suspensi, dalam sebulan terakhir harganya sudah melesat hingga 201,41%. Setelah dilakukan suspensi, harga sahamnya dalam sebulan terakhir masih melesat di atas 150%.
Selain saham NANO dan HOPE, adapula saham emiten penyedia dunia metaverse yakni PT WIR Asia Tbk (WIRG) yang pada akhirnya masuk ke jajaran top losers, setelah selama dua pekan lebih masuk ke jajaran top gainers.
Saham WIRG ditutup ambrol 6,91% ke level Rp 1.010/saham. Nilai transaksi saham WIRG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,78 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 5,73 juta lembar saham.
Hingga perdagangan kemarin, saham WIRG sudah menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) selama empat hari beruntun. Pada Senin lalu, saham WIRG ambles 6,87% ke Rp 1.085/saham.
Sebelumnya, pada Kamis dan Jumat pekan lalu saham WIRG juga terkena ARB, masing-masing minus 6,72% dan 6,80%.
Dengan penurunan hari ini, saham WIRG telah mengakumulasi penurunan 26,01% selama satu pekan terakhir.
Sejak awal resmi melakukan penawaran saham perdana (IPO) di harga Rp 168/unit, saham WIRG memang tampil 'perkasa' dengan sempat menembus batas auto rejection atas (ARA) selama 7 hari perdagangan beruntun.
Bahkan, pihak BEI sempat melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham WIRG pada Senin pekan lalu lantaran terjadinya lonjakan harga yang signifikan.
Asal tahu saja, dalam IPO ini, WIRG menawarkan saham di harga Rp 168/unit dan meraih dana segar Rp 431,89 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah