The Fed Bisa Kerek Suku Bunga 75 Bps di Juni, Rupiah Siap?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 April 2022 08:45
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah bergerak tipis-tipis dalam beberapa pekan terakhir, rupiah akhirnya "meledak". Sayangnya, pergerakan besar tersebut tidak menguntungkan, alias rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Awal pekan kemarin rupiah langsung jeblok sejak awal perdagangan dan berakhir di Rp 14.455/US$ atau merosot 0,69% di pasar spot. Tekanan bagi rupiah masih besar pada hari ini, Selasa (26/4/2022), sebab indeks dolar AS masih terus menanjak.

The greenback masih terus melaju kencang. Indeks dolar AS kembali naik 0,5% ke 101,736 yang merupakan level tertinggi sejak Maret 2020 lalu. Hal ini tentunya bisa memberikan tekanan bagi rupiah.

Ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga yang sangat agresif terus membuat indeks dolar AS menanjak.

fedFoto: CME Group

Pasar melihat The Fed bulan depan akan menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps), bahkan di bulan Juni diperkirakan lebih tinggi lagi. Hal tersebut terlihat di perangkat FedWatch milik CME Group, di mana ada probabilitas sebesar 75% The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin menjadi 1,5% - 1,75% di bulan Juni.

Namun, rupiah juga berpeluang bangkit jika sentimen pelaku pasar membaik tercermin dari penguatan bursa saham Asia. Bursa saham AS (Wall Street) Senin kemarin mampu rebound yang bisa menjadi sentimen positif.

Secara teknikal, Rupiah yang disimbolkan USD/IDR kemarin menembus pola Rectangle yang sudah dibentuk sejak awal tahun.

Rupiah kini berada jauh di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200, yang tentunya memberikan tekanan bagi rupiah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$, ada jarak 160 poin. Ketika rupiah menembus Rp 14.400 dan tertahan di atasnya, maka target pelemahanya sebesar 160 poin yakni di Rp 14.560/US$.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik tetapi masih cukup jauh dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Stochastic pada grafik 1 jam kini berada di wilayah overbought, yang membuka peluang rupiah bangkit.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.435/US$, jika sukses ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.420/US$ hingga Rp 14.400/US$.

Sementara selama tertahan di atas support rupiah berisiko melemah menguji kembali level Rp 14.470/US$ sebelum menuju Rp 14.500/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 




(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular