Ekspor CPO Disetop, Mayoritas Investor Pilih Jualan di Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan sesi I Senin (25/4/2022) seiring dengan reaksi investor terhadap larangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Membuka perdagangan di level 7.225,60, IHSG bereakhir melemah 0,14% (-10,14 poin) ke 7.215,46 pada pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat Rp. 12,74 triliun dengan melibatkan lebih dari 17 miliaran saham yang berpindah tangan lebih dari 1 juta kali.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka, indeks saham acuan nasional tersebut sudah drop signifikan. Hanya dalam waktu singkat IHSG terpelanting keras ke zona merah dengan koreksi 1%. IHSG sempat berada di level terendah hariannya di angka 7.121,86 pada pukul 9-an.
Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 388 unit, sedangkan165 lain menguat dan 131 sisanya flat. Di sisi lain, investor asing mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 75,52 miliar.
Saham yang mereka buru yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai pembelian bersih masing masing sebesar Rp 181,3 miliar dan Rp 36,1 miliar. BBRI tercatat naik 1,47% ke Rp 4.820/saham dan BBCA naik 0,95% ke 7.950/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 122,4 miliar dan 50,8 miliar. Keduanya berjalan beriringan di mana BMRI naik 0.60% di Rp 8.325/saham sedangkan TLKM naik 0.22% ke Rp 4.630/saham.
Bursa Asia-Pasifik juga ikut terkoreksi cukup dalam pada pagi hari ini mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada Jumat pekan lalu (22/4/2022) yang kembali berjatuhan seiring dengan rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang agresif menaikkan suku bunga acuan.
Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat lalu mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) sudah siap diketok pada pertemuan The Fed berikutnya. Hal ini tentunya memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham.
Sedangkan dari dalam negeri, Anjloknya IHSG sesi I dipicu oleh pernyataan Presiden Joko Widodo jumat lalu (22/4/2022) yang memutuskan melarang ekspor CPO, salah satu kontributor terbesar surplus neraca perdagangan Indonesia.
Ekspor CPO yang merupakan salah satu kontributor terbesar surplus neraca perdagangan, sehingga memberikan dampak negatif ke IHSG, bukan hanya emiten sawit. Larangan tersebut akan menyurutkan pendapatan negara kareba porsi ekspor komoditas ini merupakan yang terbesar, yakni mencapai 13,01% dari ekspor nonmigas Indonesia pada 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)