Review Sepekan

Diprediksi Tembus US$2.000, Kok Emas Malah Melemah Pekan Ini?

Tim Riset, CNBC Indonesia
23 April 2022 17:00
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia bergerak melemah sepanjang pekan ini. Harga logam mulia yang diprediksikan akan menyentuh level US$ 2.000/troy ons, semakin menjauhi posisi patokan tersebut. Apa pemicu utamanya?

Pada perdagangan Jumat (22/4/2022), harga emas dunia di pasar spot ditutup di level US$ 1.929,73 per troy ons atau melemah 0,12%. Sementara itu dalam sepekan harga emas telah turun 2,27% setelah pekan lalu mampu menguat.

Level tersebut adalah yang terendah sejak 6 April 2022 atau dalam dua pekan terakhir di mana emas pada saat itu ditutup pada angka US$ 1.925,48 per troy ons.

Michael McCarthy, dari Tiger Brokers mengatakan pelemahan emas utamanya dipicu kenaikan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) serta dollar AS. Keduanya naik karena pasar semakin yakin dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 bps pada Mei mendatang.

Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melonjak ke level 2,85% pada Kamis (21/4) yang menyamai rekor tertingginya pada Desember 2018. Kenaikan yield surat utang pemerintah AS membuat emas menjadi tidak menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.

Jumat kemarin, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini berada di 100,62, menguat tipis 0,04%. Indeks dolar AS menguat setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell mengatakan kenaikan 50 basis poin akan didiskusikan saat pertemuan kebijakan moneter 3 dan 4 Mei (waktu setempat).

"Emas sepertinya masih akan flat atau turun karena kenaikan suku bunga acuan The Fed semakin jelas. Pergerakan emas sangat susah ditebak karena kita tidak tahu dengan pasti kemana arah gerak emas," tutur Michael McCarthy, dari Tiger Brokers, seperti dikutip Reuters.

Kendati pada perdagangan kemarin turun, emas diyakini masih memilki kemampuan untuk menguat didorong situasi yang memanas di Ukraina serta kekhawatiran inflasi tinggi. Dalam perkembangan perang Rusia-Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan di kota Mariupol Ukraina pada Jumat (22/4). Putin menyebut kota pelabuhan tersebut "sudah dibebaskan" dari Ukraina.

"Dengan adanya risiko stagflasi, investor juga mulai kembali ke emas. Investor masih menjadi salah satu portofolio investasi pilihan mereka di tengah ketidakpastian," tutur Stephen Innes dari SPI Asset Management, seperti dikutip Reuters.

Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas tengah menguji titik resistance nya di US$ 1.961 per troy ons. Jika emas mampu menembus titik tersebut maka emas bisa kembali ke tren kenaikan dan harganya bisa merangkak ke kisaran US$ 1.975. Jika emas jatuh ke titik US$ 1.938 maka emas bisa terus turun ke kisaran US$ 1.915.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Dunia Drop 3 Pekan Beruntun, Apa Pemicunya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular