
Madesu! Harga Emas Turun ke Titik Terendah Dua Minggu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah menjelang akhir pekan. Pada Jumat (22/4/2022) pukul 15:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.946,63 per troy ons. Emas melemah 0,24%.
Level tersebut adalah yang terendah sejak 8 April 2022 atau dalam dua pekan terakhir di mana emas pada saat itu ditutup pada angka US$ 1.945,5 per troy ons. Harga emas juga melemah 0,3% pada perdagangan Kamis (21/4) dan ditutup di level US$ 1.951,49 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas turun 1,41% secara point to point. Dalam sebulan, emas masih menguat 1,31% sementara dalam setahun melonjak 9,53%.
Michael McCarthy, dari Tiger Brokers mengatakan pelemahan emas utamanya dipicu kenaikan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) serta dollar AS. Keduanya naik karena pasar semakin yakin dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 bps pada Mei mendatang.
Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melonjak ke level 2,85% pada Kamis (21/4) yang menyamai rekor tertingginya pada Desember 2018. Kenaikan yield surat utang pemerintah AS membuat emas menjadi tidak menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.
Jumat pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini berada di 100,62, menguat tipis 0,04%. Indeks dolar AS menguat setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell mengatakan kenaikan 50 basis poin akan didiskusikan saat pertemuan kebijakan moneter 3 dan 4 Mei (waktu setempat).
"Emas sepertinya masih akan flat atau turun karena kenaikan suku bunga acuan The Fed semakin jelas. Pergerakan emas sangat susah ditebak karena kita tidak tahu dengan pasti kemana arah gerak emas," tutur Michael McCarthy, dari Tiger Brokers, seperti dikutip Reuters.
Kendati hari ini turun, emas diyakini masih memilki kemampuan untuk menguat didorong situasi yang memanas di Ukraina serta kekhawatiran inflasi tinggi. Dalam perkembangan perang Rusia-Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan di kota Mariupol Ukraina pada Jumat (22/4). Putin menyebut kota pelabuhan tersebut "sudah dibebaskan" dari Ukraina.
"Dengan adanya risiko stagflasi, investor juga mulai kembali ke emas. Investor masih menjadi salah satu portofolio investasi pilihan mereka di tengah ketidakpastian," tutur Stephen Innes dari SPI Asset Management, seperti dikutip Reuters.
Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas tengah menguji titik resistance nya di US$ 1.961 per troy ons. Jika emas mampu menembus titik tersebut maka emas bisa kembali ke tren kenaikan dan harganya bisa merangkak ke kisaran US$ 1.975. Jika emas jatuh ke titik US$ 1.938 maka emas bisa terus turun ke kisaran US$ 1.915.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sinyal Krisis Semakin Kuat, Emas Menuju Rp 2 Juta per Gram!