
Saham Grup Bakrie Mau ARB Berjamaah, Kenapa Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham emiten Grup Bakrie tumbang bersamaan dengan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per penutupan sesi I perdagangan Jumat (22/4/2022).
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG amblas 0,97% ke posisi 7.205,54. Asing sendiri masih masuk ke bursa saham RI dengan nilai beli bersih Rp 790,59 miliar.
Berikut saham-saham emiten Grup Bakrie yang merosot, dengan dua di antaranya menembus batas auto rejection bawah (ARB).
Darma Henwa (DEWA), turun -6,78%, ke Rp 55/unit
Bumi Resources (BUMI), -6,56%, ke Rp 57/unit
Energi Mega Persada (ENRG), -5,46%, ke Rp 173/unit
Bumi Resources Minerals (BRMS), -2,78%, ke Rp 210/unit
Intermedia Capital (MDIA), -1,92%, ke Rp 51/unit
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), -1,56%, ke Rp 126/unit
Saham emiten kontraktor DEWA menjadi yang paling anjlok dengan turun hingga ARB 6,78%. Ini adalah kali kelima beruntun saham DEWA ambles, dengan 3 di antaranya minus hingga di atas 6%.
Dalam sepekan, saham DEWA amblas 25,68%, sedangkan dalam sebulan naik 10,00%.
Saham emiten batu bara BUMI terjungkal hingga turun 6,56% ke Rp 57/unit, usai turun 3,17% kemarin.
Saham BUMI melorot 16,18% dalam sepekan dan turun 3,39% dalam sebulan.
Proses restrukturisasi keuangan BUMI terus berlanjut. Kali ini, perusahaan bakal menerbitkan saham baru untuk kemudian dikonversi menjadi obligasi wajib konversi (OWK).
Berdasarkan keterbukaan informasi, Kamus (14/4/2022), penerbitan saham baru akan dilakukan dengan skema penambahan modal tanpa memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atawa private placement.
Adapun harga pelaksanaannya sebesar Rp 80 per saham. Sehingga, nilai aksi korporasi ini senilai Rp 817,84 miliar.
Seluruh saham baru tersebut yang akan diterbitkan dalam PMTHMETD akan diambil bagian oleh pemegang OWK terkait dalam rangka pelaksanaan hak konversi OWK. Ini di mana ketika utang dikonversi menjadi saham.
Asal tahu aja, private placement BUMI merupakan bagian dari aksi korporasi penawaran umum terbatas V (PUT V).
BUMI bakal melakukan pelaksanaan private placement pada 22 April. Sedang, pengumuman hasil private placement bakal dirilis pada 26 April.
Di bawah saham BUMI, saham emiten migas ENRG juga melemah 5,46%. Dalam seminggu saham ini tergerus 5,49%, sedangkan dalam sebulan naik 2,38%.
ENRG sendiri mencatat perolehan laba hingga US$ 40,26 juta sepanjang 2021. Laba bersih yang diperoleh perusahaan turun 24,96% secara tahunan dibanding posisi per akhir 2020 yaitu US$ 53,65 juta.
Dalam keterbukaan informasi perusahaan, terlihat sepanjang 2021 ENRG berhasil mencatat kenaikan jumlah penjualan bersih sebesar 24,99% secara tahunan dari posisi US$ 324,88 juta menjadi US$ 406,09 juta pada 2021.
Kemudian, EBITDA perusahaan juga naik dari US$ 233,70 juta menjadi US$ 273,95 juta per akhir 2021.
"Penjualan dan EBITDA di tahun 2021 menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya karena adanya kenaikan produksi gas dari blok Kangean dan Bentu, serta peningkatan produksi minyak dari blok Malacca Strait. Harga jual minyak juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya," tulis Direktur Utama Energi Mega Persada Syailendra S. Bakrie, dikutip Senin (11/4/2022).
ENRG menyebut nilai laba bersih perusahaan akan terlihat lebih besar jika tidak ada pos 'pendapatan lain-lain' yang berasal dari pelunasan dan penghapusan utang di tahun sebelumnya.
Sebagai catatan, per 2021 nilai utang jangka panjang perusahaan turun dari US$ 78,54 juta menjadi US$ 42,93 juta. Kemudian utang jangka pendek menjadi nihil dari sebelumnya berjumlah US$ 18,78 juta per akhir 2020.
Dalam publikasinya, ENRG juga menyebut produksi gas perseroan sepanjang 2021 mencapai 198 juta kaki kubik per hari. Pada saat yang sama, produksi minyak bumi perusahaan mencapai 4.829 barel per hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kiprah Generasi Ketiga Bakrie, Uang Gak Habis Tujuh Turunan?