Sikapi Agresivitas The Fed, IHSG Sesi 1 Surut ke Zona Merah
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (22/4/2022) karena investor bereaksi negatif terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga agresif.
Membuka perdagangan terkoreksi 0,31% di level 7.251,98, indeks acuan utama bursa ini melemah 0,97% atau 70,65 poin ke 7.205,53 pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp. 8,9 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham yang berpindah tangan 904 ribuan kali.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terpantau bergerak variatif. Sempat bangkit ke zona hijau pada pukul 9-an, IHSG lalu terpantau tertekan menjelang penutupan sesi pertama. Level tertinggi hariannya berada di angka 7.291,48 menjelang pukul 10:00 WIB sementara level terendah di 7.201,85.
Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 349 unit, sedangkan156 lain menguat dan 173 sisanya flat. Di sisi lain, investor asing mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 790,6 miliar.
Saham yang mereka buru yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dengan nilai pembelian bersih masing masing sebesar Rp 139,9 miliar dan Rp 95,5 miliar. BMRI tercatat melemah 1,5% ke Rp 8.250/saham dan TLKM turun 0,43% ke 4.610/saham.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 37,4 miliar dan 26,3 miliar. Keduanya berjalan beriringan di mana BUKA surut 5.38% di Rp 352/saham sedangkan BUMI anjlok 6.56% ke Rp 57/saham.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) semakin blak-blakan untuk secara agresif membendung inflasi. Prospek tersebut semakin jelas setelah Ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di Forum Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga lebih besar mungkin akan terjadi bulan depan.
Pernyataan pejabat The Fed seakan meruntuhkan ekspektasi investor di tengah momentum awal yang diterima pasar dari musim laporan pendapatan perusahaan yang positif. Saham berbasis pertumbuhan, termasuk Alphabet (induk usaha Google) dan Amazon turun karena investor khawatir tentang bagaimana kondisi suku bunga yang lebih tinggi.
Dari dalam negeri, investor sedang menanti rilis data dari Bank Indonesia (BI) terkait data uang beredar M2 untuk periode Maret 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)