Top! Dana Masyarakat di BCA Hampir Rp 1.000 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Total dana masyarakat yang dikelola PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tumbuh 17,5% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 997,8 triliun per kuartal I/2022. Kenaikan ini meningkatkan nilai aset BCA secara umum hingga Rp 1.259,4 triliun atau tumbuh 15,5% secara tahunan pada periode tersebut.
Sepanjang tiga bulan pertama 2022, BBCA mengelola Rp 798,2 triliun dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro. Angka dana murah yang dikelola perusahaan tumbuh 21,7% secara tahunan.
Pada saat yang sama, nilai deposito kelolaan BCA tumbuh 3,1% secara tahunan menjadi Rp 199,6 triliun. Kemudian, kualitas pembiayaan yang disalurkan BCA turut terjaga dengan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) di angka 2,3%.
"Pengembangan solusi digital secara konsisten pada platform perbankan transaksi, ditambah tingkat kepercayaan nasabah yang tinggi, menjadi modal utama untuk memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank," kata Executive Vice President Secretary & Corporate Communication BCA HeraF Haryn, Kamis (21/4/2022).
BCA juga berhasil memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis. Buktinya, sepanjang kuartal I/2022total volume transaksi naik 43% secara tahunan mencapai lebih dari 5 miliar transaksi.
Seiring solidnya pertumbuhan likuiditas dan kredit, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama tiga bulan pertama 2022, yakni naik 2,5%secara tahunanmenjadi Rp14,5 triliun.
Pendapatan selain bunga tumbuh 19,5%secara tahunanmenjadi Rp5,9 triliun di periode yang sama, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,8% YoY. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp20,4 triliun atau naik 6,9% YoY
"Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat menurun 13,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Didukung oleh pencapaian-pencapaian yang positif tersebut, laba bersih tumbuh 14,6% YoY menjadi Rp8,1 triliun," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Digitalisasi Terjadi, Bukan Berarti Ekspansi Cabang Terhenti
(RCI/dhf)