Makin Ditinggalkan Pembeli, Emas Tidak Kinclong Lagi

Market - Maesaroh, CNBC Indonesia
21 April 2022 19:07
Pekerja menata perhiasan emas di toko emas Kawasan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (11/3/2022). Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan hari ini.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Perhiasan Emas (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas belum juga beranjak dari zona negatifnya. Pada Kamis (21/4/2022) pukul 15:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.945,37 per troy ons. Emas melemah 0,61%.

Pada perdagangan Rabu (20/4), harga emas sempat ditutup menguat 0,38% ke level US$ 1.957,41 per troy ons. Harga emas yang semakin merosot ini membuat sang logam mulia menjauhi level psikologis US4 2.000 per troy ons.

Padahal, sejak awal April, emas mampu bergerak perlahan-lahan untuk mendekati level US$ 2.000 dari titik US$ 1.924,3 ke titik US$ 1.978,49 pada Senin (18/4).
Dalam sepekan, harga emas sudah turun 1,47% secara point to point. Dalam sebulan, emas masih menguat 1,24% sementara dalam sebulan melonjak 8,47%.



Brian Lan, dari GoldSilver Central, mengatakan emas mungkin sudah tidak banyak dilirik karena telah melewati titik psikologisnya di US$ 2.000. Sebagai catatan, emas menembus level US$ 2.000 dan ditutup pada titik US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret lalu.

Lan mengatakan harga emas kemungkinan tengah dalam tahap konsolidasi dalam jangka pendek. Saat ini, emas kemungkinan akan bergerak di kisaran US$ 1.940-1.960 per troy ons.

Analis dari ANZ menjelaskan, dalam pergerakan harga emas, faktor ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed kini lebih kuat daripada faktor kekhawatiran perang Rusia-Ukraina. Kondisi ini membuat harga emas terus melemah. Pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Mei mendatang.

Ekspektasi ini telah melambungkan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat tenor 10 tahun ke level 2,85%, menyamai rekor tertingginya pada Desember 2018. Saat yield surat utang meningkat, emas menjadi tidak menarik karena tidak menawarkan imbal hasil.

"Risiko geopolitik dan tekanan inflasi telah membantu pergerakan harga emas selama ini. Namun, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang agresif membuat harga emas melemah," tulis ANZ, seperti dikutip dari Reuters.

Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas tengah menguji titik resistancenya di US$ 1.961 per troy ons. Jika emas mampu menembus titik tersebut maka emas bisa kembali ke tren kenaikan dan harganya bisa merangkak ke kisaran US$ 1.975.

Sementara itu, titik support emas ada di US$ 1.945. Jika emas bergerak di bawah titik itu maka pelemahan bisa terus terjadi dan emas bisa bergerak ke kisaran US$ 1.915/troy ons. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dolar Berjaya, Emas Makin Tidak Berdaya


(mae/mae)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading